Minggu, 30 Maret 2014

Forensik identik dengan kriminal. Sampai saat ini forensik hanya sebatas identifikasi, analisa, dan proses untuk menemukan sumber dari masalah yang diidentifikasi, hal ini berdasarkan kejahatan pada kejadian  nyata atau dalam kejahatan komputer. IT Forensic adalah bagian kepolisian yang menelusuri kejahatan-kejahatan dalam dunia komputer atau internet. Komputer forensik yang juga dikenal dengan nama digital forensik, adalah salah satu cabang ilmu forensik yang berkaitan dengan bukti legal yang ditemui pada komputer dan media penyimpanan digital.Tujuan dari komputer forensik adalah untuk menjabarkan keadaan kini dari suatu artefak digital. Istilah artefak digital bisa mencakup sebuah sistem komputer, media penyimpanan (seperti flash disk, hard disk, atau CD-ROM), sebuah dokumen elektronik (misalnya sebuah pesan email atau gambar JPEG), atau bahkan sederetan paket yang berpindah dalam jaringan komputer.

TUJUAN IT FORENSIC
Tujuan IT Forensik adalah untuk mengamankan dan menganalisa bukti digital dari kejahatan. Kejahatan Komputer dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Komputer Fraud, Kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer. 
  2. Komputer Crime, Merupakan kegiatan berbahaya dimana menggunakan media komputer dalam melakukan pelanggaran hukum.

Untuk Menganalisis Barang Bukti Dalam Bentuk Elektronik Atau Data Seperti :
  1. NB / Komputer / Hardisk / MMC / CD / Camera Digital / Flash Disk dan SIM Card / HP 
  2. Menyajikan atau menganalisis Chart Data Komunikasi Target 
  3. Menyajikan atau Analisis Data isi SMS Target dari HP 
  4. Menentukan lokasi / Posisi Target atau Mapping 
  5. Menyajikan data yang atau dihapus atau hilang dari barang bukti tersebut

Data atau barang bukti tersebut diatas diolah dan dianalisis menggunakan software dan alat khusus untuk dimulainya IT Forensics, hasil dari IT Forensics adalah sebuah Chart data Analisis komunikasi data Target. Berikut prosedur forensics yang umum digunakan antara lain:
  1. Membuat copies dari keseluruhan log data, files, dan lain - lain yang dianggap perlu pada media terpisah. 
  2. Membuat finerptint dari copies secara otomatis 
  3. Membuat fingerprint dari copies secara otomatis
  4.  Membuat suatu hashes materlist  
  5. Dokumentasi yang baik dari segala sesuatu yang telah dikerjakan
Sumber:

http://priscapica-tugassoftskill.blogspot.com/2013/05/it-forensics.html

Seiring dengan perkembangan teknologi Internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan “CyberCrime” atau kejahatan melalui jaringan Internet. Munculnya beberapa kasus “CyberCrime” di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programmer komputer. Sehingga dalam kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya CyberCrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer, khususnya jaringan internet dan intranet. Biasanya yang memiliki kemampuan seperti itu memiliki keahlian akan tetapi keahlian yang dimiliki disalah gunakan berakibat kejahatan dibidang teknologi.

Pengertian Cybercrime
  • Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang ditimbulkan karena pemanfaatan teknologi internet.
  • Dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi computer dan telekomunikasi.
Karakteristik Unik dari Cybercrime
  1. Ruang lingkup kejahatan
  2. Sifat kejahatan
  3. Pelaku kejahatan
  4. Modus kejahatan
  5. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Jenis Cybercrime
Berdasarkan Jenis Aktivitasnya
  • Unauthorized Access. Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu system jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system jaringan computer yang dimasukinya.
  • Illegal Contents. Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hokum atau mengganggu ketertiban umum.
  • Penyebaran Virus Secara Sengaja. Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang yang system emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya.
  • Data Forgery. Kejahatan jenis ini bertujuan untuk memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di Internet.
  • Cyber Espionage, Sabotage and Extortion. Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki system jaringan computer pihak sasaran. Selanjutnya, sabotage and extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program computer atau system jaringan computer yang terhubung dengan internet.
  • Cyberstalking. Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan computer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan tersebut menyerupai terror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet.
  • Carding. Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
  • Hacking dan Cracking. Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk mempelajari system computer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkungan yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
  • Cybersquatting and Typosquatting. Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang lebih mahal. Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain yang mirip dengan nama domain orang lain.
  • Hijacking. Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak)
  • Cyber Terorism. Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer.
Berdasarkan Motif Kejahatannya
  • Sebagai tindakan murni kriminal. Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal yang dilakukan karena motif kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding.
  • Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”. Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam “wilayah abu-abu” cukup sulit menentukan apakah itu merupakan tindakan criminal atau bukan, mengingat motif kegiatannya terkadang bukan untuk berbuat kejahatan. Contohnya adalah probing atau portscanning. Ini adalah sebutan untuk semacam tindakan pengintaian terhadap sistem milik orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem operasi yang digunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka maupun tertutup, dan sebagainya.
 Berdasarkan Sasaran Kejahatannya
  1. Menyerang Individu (Against Person). Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu yang memiliki sifat atau criteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Beberapa contoh kejahatan ini antara lain : Pornografi, Cyberstalking, Cyber Tresspass
  2. Menyerang Hak Milik (Against Property). Cybercrime yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain. Contoh: carding, cybersquatting, typosquatting, hijacking, data forgery
  3. Menyerang Pemerintah (Against Government). Cybercrime Against Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan terhadap pemerintah
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Cyber Crime
  1. Faktor Politik
  2. Faktor Ekonomi
  3. Faktor Sosial Budaya
    Ada beberapa aspek untuk Faktor Sosial Budaya:
  • Kemajuan Teknologi Informasi
  • Sumber Daya Manusia
  • Komunitas Baru
Dampak Cybercrime Terhadap Keamanan Negara
  • Kurangnya kepercayaan dunia terhadap Indonesia
  • Berpotensi menghancurkan negara
Dampak Cybercrime Terhadap Keamanan Dalam Negri
  • Kerawanan social dan politik yang ditimbulkan dari Cybercrime antara lain isu-isu yang meresahkan, memanipulasi simbol-simbol kenegaraan, dan partai politik dengan tujuan untuk mengacaukan keadaan agar tercipta suasana yang tidak kondusif.
  • Munculnya pengaruh negative dari maraknya situs-situs porno yang dapat diakses bebas tanpa batas yang dapat merusak moral bangsa.
Menuju UU Cyber Republik Indonesia
Strategi Penanggulangan Cyber Crime
a. Strategi Jangka Pendek
  1. Penegakan hukum pidana
  2. Mengoptimalkan UU khusus lainnya
  3. Rekruitment aparat penegak hukum
b. Strategi Jangka Menengah
  1. Cyber police
  2. Kerjasama internasional
c. Strategi Jangka Panjang
  1. Membuat UU cyber crime
  2. Membuat perjanjian bilateral
 Sumber:

http://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/02/modus-modus-kejahatan-dalam-teknologi-informasi/

https://balianzahab.wordpress.com/cybercrime/modus-modus-kejahatan-dalam-teknologi-informasi/

Profesi adalah kata serapan dari sebuah jata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakuakn suatu tugas khusus secara tetap atau permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah dibidang hukum, kedokteran, pendidikan, keuangan, militer, dan lain-lain. Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi karena profesi harus memiliki keahlian khusus yang belum tentu dimiliki seseorang di bidangnya masing-masing.

Berikut adalah karateristik profesi secara umum:

-Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.

- Asosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.

- Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
 
- Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.

- Pelatihan institusional : Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.

- Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

- Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

- Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Kode etik :
  • Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
  • Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
  • Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
  • Untuk meningkatkan mutu profesi.
  • Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
  • Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
  • Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
  • Menentukan baku standarnya sendiri.
- Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
 
- Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

- Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

Seseorang yang memiliki profesi tertentu disebut profesional. Sedangkan profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, memiliki kemampuan atas profesi yang dimiliki, dan seterusnya.

Ada 4 ciri‐ciri profesionalisme:
  1. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yangbersangkutan dengan bidang tadi.
  2. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
  3. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
  4. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.
Profesional itu adalah seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya, Skill, Knowledge, dan Attitude. 

-Skill adalah seseorang itu benar-benar ahli dan menguasai di bidangnya.

-Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya tetapi juga menguasai, minimal tahu dan berwawasan tentang ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan bidangnya.

-Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas tetapi juga mempunyai etika yang diterapkan dalam bidangnya.

Sumber:

http://ekonurzhafar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-profesi-dan-profesionalisme/

http://azenismail.wordpress.com/2013/06/04/pengertian-profesi-dan-profesionalisme/


Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai baik dan buruk, berhubungan dengan hal-hal yang dianggap benar dan salah, kewajiban moralitas, serta kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah, terutama pada sikap dan perilaku dari seseorang apakah menunjukan etika yang baik atau tidak. Etika merupakan ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk manusia dan juga merupakan penerapan konsep baik atau benarnya.

Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti:
  1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
  2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
  3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Sumber:

http://tuunii.wordpress.com/2013/05/30/pengertian-etika/

http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/

Minggu, 12 Januari 2014

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA


Depok

2014

ABSTRAKSI
Latifah. 13110973
Novika Ari Pahlawati. 15110080
Restu Anjani. 15110772
JURNAL PERANCANGAN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS KINERJA VIRTUALISASI SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX, VMWARE ESX, DAN OPENSTACK
Tugas Pengantar Telematika. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, 2013
Kata Kunci : Virtualisasi, High Availibility Server, Overhead, Linearitas
(iii + 14 halaman)
Banyak tipe processor yang mempunyai inti lebih dari satu, terutama pada server. Dengan melihat potensi prosessor yang mempunyai inti lebih dari satu tersebut, kita dapat memanfaatkannya untuk menjalankan aplikasi-aplikasi dan services secara bersamaan menggunakan teknik virtualisasi pada komputer server. Konsep cluster high availability yang terdapat pada virtualisasi server dapat mengurangi biaya dan menyederhanakan pengelolaan pelayanan teknologi informasi. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap beberapa virtualisasi server menggunakan metode overhead, dan linearitas untuk mengetahui kinerja virtualisasi server. Metode yang digunakan adalah dengan cara perancangan, dan implementasi Proxmox, vmware esx dan openstack pada server multicore, dan dilakukan analisa kinerja dari virtualisasi server tersebut. Hasil utama dari penelitian ini adalah perancangan, dan implementasi virtualisasi server menggunakan Proxmox, vmware, dan openstack serta deskripsi analisa, hasil kinerja masing-masing model virtualisasi server tersebut.
Daftar Pustaka (2012-2013)
ii

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Abstraksi....................................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
PERUMUSAN MASALAH......................................................................................................3
TUJUAN PENELITIAN............................................................................................................3
METODE PENELITIAN...........................................................................................................3
LANDASAN TEORI.................................................................................................................5
IMPLEMENTASI SISTEM.......................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................10
KESIMPULAN........................................................................................................................11
SARAN....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iii

PENDAHULUAN
Penggunaan server dengan processor berinti banyak semakin banyak dijumpai, masing-masing vendor produsen processor mempunyai berbagai macam tipe processor dengan inti lebih dari satu. Processor dengan inti lebih dari satu mempunyai kemampuan yang cukup untuk melakukan berbagai macam proses secara bersamaan, akan tetapi belum semua aplikasi pada saat ini yang dapat memanfaatkan secara optimal prosesor berinti banyak (multiprosessor) tersebut. Berdasarkan pengamatan dari Tony Iams, analis senior di D.H. Brown Associates Inc, NY, server di sebagian besar organisasi hanya menggunakan 15-20% dari kapasitas sesungguhnya, tentu saja angka tersebut merupakan rasio yang jauh dari ideal.
Dengan melihat potensi prosessor yang mempunyai inti lebih dari satu tersebut, dapat kita manfaatkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi dan services secara bersamaan menggunakan teknik virtualisasi pada komputer server. Tanggapan vendor produsen processor terhadap semakin dibutuhkannya teknologi virtualisasi juga dibuktikan dengan menambahkan dukungan terhadap proses virtualisasi di dalam processor yang mereka produksi sehingga teknologi virtualisasi yang akan digunakan pada processor berinti banyak tersebut dapat memiliki kinerja yang optimal ketika menjalankan sistem operasi dan program
aplikasi secara virtual.
Teknologi virtualisasi server yang diterapkan pada server dengan processor berinti lebih dari satu, dapat kita manfaatkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi dan Jurnal Teknologi, services secara virtualisasi. Konsep virtualisasi server merupakan paragidma baru dalam perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan virtualisasi server memungkinkan penggunaan satu perangkat keras untuk menjalankan beberapa sistem operasi dan services pada saat yang sama, sehingga client dapat menggunakan sumber daya tersebut sesuai dengan kebutuhannya berbasis internet.
Virtualisasi server adalah penggunaan perangkat lunak yang memungkinkan satu perangkat keras untuk menjalankan beberapa sistem operasi dan services pada saat yang sama, sedangkan virtual server adalah penggunaan perangkat lunak yang memungkinkan banyak perangkat keras untuk menjalankan satu sistem secara terpadu. Teknologi virtualisasi server ini bertujuan untuk menghindari pemborosan daya proses yang mahal atau dengan kata
lain meningkatkan efisiensi serta mengoptimalkan penggunaan processor berinti lebih dari satu. Penghematan lain adalah biaya listrik karena hanya menggunakan satu atau sedikit server saja.
1
Pada saat ini banyak sekali metode perancangan virtualisasi server dengan tipe cluster high availibility, antara lain menggunakan proxmox, vmware esx dan openstack yang merupakan tipe virtualisasi server yang free dan mudah dalam instalasi. Diantara beberapa tipe virtualisasi server tersebut terdapat perbedaan dalam hal kinerja. Hal ini dikarenakan beberapa tipe virtualisasi server tersebut dibuat oleh beberapa vendor yang berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan Cloud Computing antara lain Zulhaidi dan Dipojono (2002), Penelitian ini membahas menjelaskan desain dan implementasi perangkat keras yang diperlukan untuk cluster pada Cloud Computing.
Penelitian lain yang berhubungan dengan virtualisasi juga dilakukan oleh Fauzi (2008). Dalam tesisnya Fauzi mencari tahu sejauh mana atau seberapa baik skalabilitas saat menggunakan virtualisasi jika dibandingkan dengan implementasi native dengan menggunakan satu pendekatan virtualisasi. Penelitian lain yang berkaitan dengan virtualisasi server yang lain Chen, dkk (2006). Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan infrastruktur TI yang reliable, dalam arti bisa melakukan update dan patch tanpa mematikan atau me-restart mesin server produksi yang sedang berjalan. Penelitian lain yang berhubungan dengan virtualisasi juga dilakukan oleh Benjamin, dkk (2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skalabilitas empat tipe virtualisasi server, metode yang digunakan dalam pengukurannya adalah menggunakan metode overhead, linearitas dan usability.
Peneliti yang lain adalah Garnieri (2010), Penelitian ini menargetkan penggunaan virtualisasi server pada perusahaan besar, yang memfokuskan pada minimalisasi downtime pada saat maintance perangkat keras server dengan menggunakan aplikasi VMware Infrastructure 3. Selain itu peneliti Ardianto (2011), menjelaskan bagaimana merancang virtualisasi appliances dengan memanfaatkan metode virtualisasi.
2
Penelitian oleh Ardianto, Novan (2011), dalam penelitian tersebut berusaha dipadukan antara mesin virtualisasi dengan perangkat lunak yang sebenarnya maka akan terbentuklah virtualisasi appliances, dalam penelitian tersebut dirancang suatu virtualisasi appliance menggunakan metode virtualisasi Proxmox dan virtualisasi box untuk kemudian dianalisa kestabilannya.
Kemudian mengimplementasikan virtualisasi appliances tersebut sehingga dapat dioperasikan dengan mudah di lingkungan server yang berbeda bahkan di OS yang berbeda. Faisal (2012), penelitian ini menekankan tentang faktor skalabilitas private cloud computing untuk layanan IAAS dan analisa kinerja dari Cloud Computing.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat perumusan masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana merancang, dan mengimplemestasikan virtualisasi server menggunakan tipe yang berbeda-beda yaitu proxmox, vmware esx dan openstack, serta menganalisa kinerja masing-masing virtualisasi server tersebut melalui pengukuran metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Merancang dan mengimplementasikan virtualisasi server menggunakan proxmox VE
1.8, vmware esx dan openstack
2. Menganalisa virtualisasi server yang berguna untuk mengetahui kinerja dari masing-masing tipe virtualisasi server tersebut melalui pengukuran metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian observasi dengan mengimplementasikan sistem virtualisasi server dengan Proxmox, vmware esx, dan openstack yang merupakan tipe cluster High Availability (HA).
3
Penelitian observasi ini menggunakan metode analisis deskriptif, yang dilakukan dengan proses pengamatan langsung dan mempelajari observasi atas hasil yang terjadi dari analisis sistem ini. Pendekatan penelitian analisis deskriptif ini adalah untuk menggali informasi dari implementasi sistem virtualisasi server menggunakan Proxmox, vmware esx, dan openstack.
Dalam analisa virtualisasi server, peneliti berusaha membandingkan dengan server tradisional atau aplikasi server yang tidak menggunakan virtualisasi, selain itu juga dibandingkan dengan dua virtual machine yang berisi aplikasi web server dan ftp server pada server virtualisasi sehingga diperoleh data pembanding dalam melakukan analisa kinerja dan pengaruh implementasi aplikasi yang berbeda pada virtualisasi server.

Gambar 1. Arsitektur dengan virtualisasi server
Skenario pengujian virtualisasi server sebagai berikut :
1. Membuat 2 virtual machine, dilakukan update dan upgrade secara bersamaan.
2. Membuat 2 virtual machine, setiap virtual machine berfungsi sebagai server yang berbeda. Virtual machine 1 difungsikan sebagai web server sedangkan virtual machine 2 difungsikan sebagai ftp server kemudian dilakukan pengiriman file sebesar
706.803.376 B.
4
3. Membuat beberapa virtual machine, virtual machine 1 di install aplikasi web server dan virtual machine 2 di install ftp server, sementara itu virtual machine yang lain tetap dijalankan, akan tetapi tidak diberikan aplikasi.
4. Membuat beberapa virtual machine, virtual machine 1 di install web server, sedangkan virtual machine yang lain di install aplikasi ftp server yang sama, dan dijalankan secara bersamaan kemudian setiap pertambahan virtual machine, dicoba upload sebuah file dengan
ukuran 706.803.376 B ke semua ftp server yang telah di install pada virtual machine secara bersamaan. Analisa virtualisasi server menggunakan pengukuran metrik skalabilitas yaitu
menggunakan metode overhead dan linearitas.
a. Overhead
Untuk evaluasi overhead virtualisasi yang disebabkan mekanisme virtualisasi dilakukan dengan membandingkan waktu eksekusi sebuah aplikasi yang dijalankan pada sistem non virtualisasi (Ta) dengan aplikasi yang sama dijalankan pada sebuah mesin virtualisasi (Tav). Overhead mungkin saja bisa diabaikan untuk sebuah mesin virtualisasi dan bisa menjadi signifikan ketika jumlah mesin virtualisasi dijalankan secara bersamaan. Disamping itu dibandingkan pula Ta dengan Tav ketika sejumlah n mesin virtualisasi dijalankan secara bersamaan. Pada skenario ini hanya sebuah mesin virtualisasi yang menjalankan aplikasi. Sedangkan n-1 mesin virtualisasi yang lain bebas dari aplikasi.
b. Linearitas
Untuk mengevaluasi perubahan skalabilitas pada saat jumlah mesin virtualisasi yang dijalankan meningkat, terlebih dahulu diukur waktu eksekusi sebuah aplikasi yang dijalankan pada mesin virtualisasi. Selanjutnya diukur waktu eksekusi aplikasi yang sama dijalankan secara bersamaan pada beberapa mesin virtualisasi.
LANDASAN TEORI
Pengertian Virtualisasi
Virtualisasi / Virtualisasiization adalah sebuah teknik atau cara untuk membuat sesuatu dalam bentuk virtualisasi, tidak seperti kenyataan yang ada. Virtualisasi juga digunakan untuk mengemulasikan perangkat fisik komputer, dengan cara membuatnya seolah-olah perangkat tersebut tidak ada (disembunyikan) atau bahkan menciptakan perangkat yang tidak ada menjadi ada.
5


Gambar 2. Konsep Virtualisasi
Jenis-Jenis Pendekatan Virtualisasi
1. Partial Virtualisasiization Virtualisasi parsial adalah bentuk virtualisasi pada sebagian dari
perangkat keras. Perangkat lunak virtualisasi parsial akan mengemulasikan, seolah olah perangkat komputer kita memiliki alat tersebut.
2. Full Virtualisasiization
Virtualisasi penuh berarti membuat seolah-olah ada komputer lain di dalam komputer. Dengan menginstal Linux dalam Windows Anda, demikian juga meng-install Windows dalam Linux.
3. Hardware-assisted Virtualisation
Merupakan virtualisation yang didukung oleh hardware, jadi ada hardware khusus yang berguna untuk meningkatkan performance proses virtualisasi. Hardware-assisted virtualisation mempunyai overhead yang banyak, agar skalabilitas guest OS tidak terlalu turun, maka dibantu dengan hardware.
Cluster
Cluster merupakan suatu set individual yang terhubung melalui perangkat keras dan perangkat lunak khusus, menyajikan gambar sistem tunggal untuk para penggunanya (Vrenios, 2002). Tiga tipe cluster yang dominan yaitu:
1. High Performance Computing (HPC). Secara umum, tipe cluster HPC ditujukan pada bagaimana suatu proses komputasi dapat dipercepat, dengan demikian task dapat diselesaikan
dengan lebih cepat. Contoh cluster jenis ini adalah MPI, DSM, PVM.
2. High Availability (HA). Secara umum, tipe cluster ini ditujukan agar program yang dijadikan di atasnya bisa terus berjalan, sekalipun salah satu node hang atau down. Contohnya adalah fasilitas cluster pada Proxmox.
6
3. Load-Balancing (LB). Secara umum, tipe cluster ini beroperasi dengan mendistribusikan beban pekerjaan secara merata melalui beberapa node yang bekerja di belakang (back-end node). Umumnya cluster ini akan dikonfigurasikan sedemikian rupa dengan front-end load-balancing redundant.
Overhead dan Linearitas
Overhead pada virtualisasi server adalah seberapa sering dan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh hypervisor untuk menyelesaikan suatu proses dan menjalankan kembali virtual machine. Pada virtualisasi server, pengujian overhead dijalankan dengan memperbanyak virtual machine tanpa aplikasi. Linearitas pada virtualisasi server dapat diartikan sama dengan overhead, akan tetapi dalam pengujian linearitas, virtual machine yang ditambahkan diberikan aplikasi yang sama.
IMPLEMENTASI SISTEM
Memeriksa fitur Virtualisasi Pada Processor
Processor yang mendukung virtualisasi dapat diperiksa melalui bios mainboard atau diperiksa secara online melalui website pabrikan processor tersebut, dengan melihat apakah seri processor yang digunakan termasuk dalam daftar yang mendukung virtualisasi. Cara yang lain bisa dengan mengetikkan beberapa perintah di console linux :
egrep ‘(vmx|svm)’ /proc/cpuinfo
Apabila hasilnya ada kata vmx jika menggunakan processor Intel-VT atau svm jika menggunakan processor AMD-V, berarti processor yang digunakan telah mendukung dan dilengkapi teknologi virtualisasi secara hardware.
Proxmox Virtual Environment
Pada skenario penelitian ini digunakan Proxmox VE versi 1.8 yang dapat diunduh pada website resmi Proxmox Virtual Environment di alamat http://www.proxmox.com/products/proxmoxve. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait Proxmox:
1.      Proxmox disediakan hanya untuk mesin 64 bit, sehingga tidak bisa digunakan untuk mesin 32 bit.

7
2. Pada saat instalasi, Proxmox diinstalasikan langsung dari CD dan akan menghapus seluruh isi harddisk.

8

9
10


2. Pada perbandingan analisa hasil pengukuran overhead, nilai overhead relatif stabil pada setiap tipe virtualisasi meskipun jika dilihat hasil observasi secara terperinci, terdapat fluktuasi pada beberapa titik ketika menjalankan virtual machine.
3. Grafik overhead pada setiap penambahan virtual machine cenderung bersifat linier dengan sedikit peningkatan.
11
4. Grafik linearitas pada setiap pertambahan virtual machine, nilai linearitas relatif naik pada setiap tipe virtualisasi akan tetapi kenaikan secara signifikan hanya terjadi pada tipe virtualisasi vmware dan openstack ketika mulai diaktifkan ftp server yang kedua dan dikirimkan file sebesar 706.803.376 B pada masing-masing ftp server.
5. Pada tipe virtualisasi proxmox ve kenaikan waktu transfer terjadi secara konstan. Jika dibandingkan dengan native server, nilai linearitas pada semua tipe virtualisasi lebih tinggi daripada native server. Hal ini membuktikan bahwa penambahan virtual machine yang diberikan suatu aplikasi dan dijalankan bersama-sama dengan aplikasi yang sama, akan menyebabkan penurunan kinerja secara keseluruhan pada masing-masing tipe virtualisasi server.
6. Utilitas CPU atau penggunaan CPU pada semua tipe virtualisasi ketika dilakukan pengukuran overhead, terlihat lebih hemat dengan nilai lebih rendah daripada utilitas CPU pada native server sebesar 47 %,
7. Utilitas CPU atau penggunaan CPU pada semua tipe virtualisasi ketika dilakukan pengukuran linearitas, terlihat lebih hemat dengan nilai lebih rendah daripada utilitas CPU pada native server sebesar 47 %, akan tetapi ketika mulai diaktifkan sebanyak 8 ftp server, utilitas CPU tipe virtualisasi vmware meningkat melebihi utilitas CPU pada native server, sedangkan pada tipe virtulisasi proxmox dan openstack ketika mulai diaktifkan sebanyak 10 ftp server, tercatat hampir sama dengan native server yang berkisar pada kisaran 47 %. Hal ini membuktikan bahwa seiring dengan penambahan virtual machine yang diberikan aplikasi dan dijalankan secara bersamaan akan menyebabkan semakin besar utilitas CPU yang digunakan pada masing-masing tipe virtualisasi.
8. Hasil analisa dari pengukuran tersebut membuktikan bahwa virtualisasi server menggunakan Proxmox Virtual Environment nilai overhead dan linearitas lebih rendah jika dibandingkan virtualisasi server VMware ESXi dan OpenStack, hal ini karena pada Proxmox Virtual Environment menggunakan virtual machine dengan OpenVZ atau container-based virtualization, sedangkan VMware dan openstack menggunakan virtual machine KVM (Kernel-based Virtual Machine) yang dapat menjalankan sistem operasi apapun termasuk Windows.
12
SARAN
Saran yang dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut antara lain sebagai berikut:
1. Kekurangan dari virtualisasi server adalah mengumpulnya semua service pada 1 mesin, sehingga apabila secara fisik mesin tersebut rusak atau error maka akan semua sistem yang berjalan diatasnya akan fail. Hal ini dapat diatasi dengan membuat mekanisme redundant
server atau fail over server sebagai cadangan.
2. Teknologi virtualisasi dapat lebih dioptimalkan pada organisasi atau perusahaan yang mempunyai anggaran biaya sedikit, dalam pengembangan jaringan server.
3. Jika menggunakan dan menjalankan lebih banyak service pada virtual machine, semakin banyak inti prosesor yang digunakan akan lebih baik dalam kestabilan virtualisasi server secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2008. Archive for the ‘virtualization’Category.http://achmad.glclearningcenter.com/c
ategory/teknologi/virtualization/ (diakses tanggal 22 Oktober 2012).
Benjamin, Q., Vincent, N., Franck, C. 2006. Scalability Comparison of Four Host
Virtualization Tools. Chen, H., Chen, R., Zhang, F., Zang, B., dan Yew, P. 2006. Live Updating OperatingSystems Using Virtualization.
Prosiding 2nd international Conference (VEE’06). Ottawa D.H. Brown Associates, Inc. 2001. VMware: Tool for Server Consolidation.
http://www.vmware.com/pdf/vmwaredhbrown. pdf (diakses pada tanggal 12 November 2011).
Fauzi, H. 2008. Perbandingan Kinerja Server Melalui Virtualization Xen Pada
Lingkungan Terbatas. Universitas Indonesia. MTI UI. Depok
Garnieri, H, M. 2010. Desain dan Implementasi Virtualisasi Server di PT Thiess Contractors Indonesia.
Yogyakarta Leung, F., Neiger, G., Rodgers, D., Santoni, A., dan Uhlig, R. 2006, Intel
Virtualization Technology: Hardware Support for Efficient Process.
http://www.intel.com/technology/itj/200 6/v10i3/ (diakses tanggal 10 Desember 2011).
Lutfie. 2008. Virtualization The Series. http://wssid.org/blogs/lutfie/archive/tags/Virtu alization/default.aspx. (diakses tanggal 15 Oktober 2011).
13
Muli, B., Michael, F., Eran, R., Avishay, T. 2009. Adding Advanced Storage
Controller Functionality via Low- Overhead Virtualization.
Nggilu, F. 2012. Analisis Overhead Sebagai Salah Satu Faktor Skalabilitas Private Cloud Computing Untuk Layanan IAAS. Purbo, O, W. 2011. Proxmox.
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Proxmox. (diakses tanggal 24 September 2011).
Rasian, Rio., Mursanto, Petrus. 2009. Perbandingan Kinerja Pendekatan Virtualisasi. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI Vol 5, No 2. Depok
Sugianto, Masim. 2010. Panduan Virtualisasi & Linux High Availability Server. Bekasi
14

;;

By :
Free Blog Templates