Senin, 03 Desember 2012

Sistem Basis Data

Tugas Sistem Basis Data


Nama Kelompok:


                    Dwie Restiani                               (12110217)

                    Febri Inayah                                 (12110681) 
                    Latifah                                           (13110973) 
                    Novika Ari Pahlawati                   (15110080)
                    Restu Anjani                                 (15110772)
                    Siti Soleha                                     (16110621)


3KA11
UNIVERSITAS GUNADARMA


Kata Pengantar


            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktu yang ditentukan oleh dosen mata kuliah Sistem Basis Data 1.
            Makalah ini dibuat selain sebagai tugas, juga untuk lebih mengerti tentang database apa yang digunakan dalam perusahaan. Memberikan manfaat yang besar untuk kami, menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini bermanfaat dan Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.






Depok,04 Desember 2012


Penyusun


                                                                    (i)

Daftar Isi

Kata Pengantar                                                          i

Daftar Isi                                                                     ii
Pengenalan                                                                 1
Rangkuman tentang perusahaan                             2
Prosedure Sistem Berjalan                                      2
Penutup                                                                      3 

                                                                        (ii)





Pengenalan

Basis data menyediakan fasilitas atau mempermudah dalam menghasilkan informasi yang digunakan oleh pemakai untuk mendukung pengambilan keputusan. Hal inilah yang menjadikan alasan dari penggunaan teknologi basis data pada saat sekarang (dunia bisnis).

Sistem basis data adalah sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai di dalam suatu organisasi.

Database adalah suatu kumpulan data-data yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk informasi yang sangat berguna.

      Manfaat Database:
  • Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi.
  • Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat, dan relevan, sehingga infromasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya.
  • Mengatasi kerangkapan data (redundancy data.
  • Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
  • Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.
  • Menyusun format yang standar dari sebuah data.
  • Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user). Sebuah database bisa dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh banyak pengguna (multiuser).
  • Melakukan perlindungan dan pengamanan data. Setiap data hanya bisa diakses atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan memberikan login dan password terhadap masing-masing data.
  • Agar pemakai mampu menyusun suatu pandangan (view) abstraksi dari data. Hal ini bertujuan menyederhanakan interaksi antara pengguna dengan sistemnya dan database dapat mempresentasikan pandangan yang berbeda kepada para pengguna, programmer dan administratornya. 
                                                                        (1)


Berikut Rangkuman Tentang Perusahaan Menggunakan Database

Sebuah lembaga atau instansi yang berkecimpung di bidang pengiriman, pastinya memiliki berbagai macam faktor yang menunjang kegiatan usaha lembaga atau instansi tersebut salah satunya yang terpenting adalah sistem persediaan barang.

Dan seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dituntut untuk menjadi andalan masyarakat dunia. Hal ini disebabkan oleh perkembangan yang sangat pesat terutama dalam bidang komputerisasi, sehingga mendorong masyarakat dunia memasuki era informasi yang serba cepat, efektif dan efisien. Pengolahan data dengan menggunakan media komputer pada suatu perusahaan saat ini sudah berkembang pesat, seiring dengan teknologi yang berkembang memasuki era globalisasi. Karena dengan adanya sistem komputerisasi ini akan lebih memepermudah pekerjaan manusia, dimana komputer merupakan suatu organisasi perusahaan, dikarenakan lebih cepat dan tepat serta mempunyai penyimpanan data yang mendukung keamanan data yang terjamin dengan sistem komputerisasi yang efisien, sehingga mengahasilkan laporan sistem yang tepat waktu. Maka sistem komputerisasi sangat diperlukan oleh banyak lembaga atau instansi.

 Prosedure Sistem Berjalan 
Prosedur sistem penerimaan barang yang berlaku di TIKI cabang cipulir adalah sebagai berikut:

1. Prosedur Penerimaan Barang
Pelanggan yang ingin mengirimkan paket kiriman harus mencamtumkan alamat  yang  dituju dengan lengkap, jika tidak maka petugas TIKI akan mengembalikan paket kiriman tersebut ke pelanggan. Setelah paket kiriman diterima petugas, petugas akan menimbang berat paket kiriman tersebut serta memasukan data pelanggan, jenis pengiriman yang dipilih dan tujuan pengiriman ke dalam Form BTTKB (Bukti Tanda Terima Kiriman Barang).
 
2. Prosedur Pembayaran
Setelah paket kiriman ditimbang dan jenis pengiriman telah dipilih petugas akan menawarkan asuransi. Jika pelanggan ingin menggunakan asuransi maka akan dikenakan biaya tambahan dan jika tidak, biaya tidak akan bertambah. Kemudian setelah pelanggan membayar  biaya yang ditentukan, petugas akan memberikan BTTKB shipper (STT yang asli) dan petugas menyimpan salinan(copy) dari BTTKB dan asuransi ke dalam arsip.
 
3. Prosedur Barang ke Pusat
Paket kiriman diantar kekantor pusat. Dikantor pusat paket kiriman didata kembali oleh petugas.


4. Prosedur  Pengiriman Barang
Setelah selesai didata, paket akan dikirimkan oleh petugas ke alamat tujuan. Jika paket kiriman diterima oleh alamat yang dituju maka petugas akan memberikan BTTKB Destination kepada penerima. Jika tidak maka paket kiriman akan dikembalikan ke kantor TIKI daerah dan diserahkan kembali ke pengirim. Kemudian petugas pengirim paket , akan menyimpan salinan BTTKB POD ke dalam arsip.
 
5. Prosedur Pembuatan Laporan
Petugas akan membuat laporan  pengiriman barang yang akan diserahkan ke kantor pusat dan menyerahkan BTTKB Control.





Permasalahan Pokok

 Sistem pengiriman barang yang telah berjalan di PT CV TIKI umumnya telah berjalan dengan baik. Akan tetapi dalam prosesnya masih ada beberapa masalah dan  kekurangan yang terlihat yaitu pada proses pengiriman barang yang terlalu panjang dan berbelit. Proses pengiriman barang harus melalui kantor pusat terlebih dahulu sehingga memakan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan. Begitu pula bila retur yang harus melalui kantor pusat terlebih dahulu kemudian dikirim ke kantor cabang dan dikembalikan kepada pengirim. Sehingga sistem yang telah terkomputerisasi tidak maksimal penggunaannya.

Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah tersebut, agar lebih efesien maka seharusnya pengiriman dilakukan tidak perlu melalui kantor pusat, jadi pengiriman barang langsung melalui kantor cabang diman konsumen atau customer mengirimkan barangnya. Sehingga kantor pusat hanya menerima laporan dari kantor cabang.
 


                                                                        (2)



Penutup

Kesimpulan:

  • PT. CV TIKI Jakarta Selatan ini bergerak dibidang bisnis jasa pengiriman barang. TIKI  Jakarta Selatan ini merupakan cabang dari PT CV TIKI INDONESIA. Dengan banyaknya permintaan pengirman barang oleh konsumen setiap harinnya, pencatatan pengiriman barang menggunakan sistem komputer dengan menggunakan program Delphis ver3 Paket kiriman diantar kekantor pusat. Dikantor pusat paket kiriman didata kembali oleh petugas.
  • Sistem pengiriman barang yang lebih efisien, sehingga dapat memaksimalkan sistem komputerisasi yang telah ada.
                                                                     (3)

Selasa, 19 Juni 2012


Nama Kelompok:
Dwie Restiani                         (12110217)
Novika Ari Pahlawati              (15110080)
Restu Anjani                          (15110772)     
Kelas: 2KA11

Produk Domestik Regional Bruto
Kota Bandung
Tahun 2005-2008

Kata Pengantar
Publikasi “Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung Tahun 2005-2008” diharapkan dapat memberikan gambaran secara makro hasil pembangunan ekonomi di Kota Bandung tahun 2005 - 2008. Publikasi ini dapat tersaji atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung. Publikasi PDRB Kota Bandung Tahun 2005-2008 ini memuat gambaran mengenai struktur perekonomian, perkembangan ekonomi, dan pendapatan per kapita masyarakat Kota Bandung dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penerbitan publikasi ini disampaikan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat bagi evaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan bisa menjadi pijakan yang kuat untuk pengambilan keputusan yang akan datang. Kritik dan saran sangat kami hargai guna perbaikan dimasa yang akan datang.



Bandung, Agustus 2009                 BPS Kota Bandung




DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ 1
Daftar Isi ……………………………………………………………………………. 2
Bab I   Pendahuluan…………………………………………………………………. 3
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 3
1.2. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………….. 3
1.3. Jenis dan Sumber Data…………………………………………………………. 3
Bab II  Metodologi ………………………………………………………………….  4
2.1. Konsep dan Definisi…………………………………………………………….  4
2.2. Manfaat Statistik Pendapatan Regional………………………………………....  5
2.3 Cara Penyajian PDRB…………………………………………………………...   5
2.4 Metode Penghitungan PDRB …………………………………………………...   6
2.5 Penyajian Angka Indeks………………………………………………………...    6
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….   6












BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kondisi makro perekonomian pada akhir semester tahun 2008 kiranya sedikit membawa pengaruh terhadap tidak terlalu tingginya capaian pertumbuhan ekonomi seperti yang diprediksikan sebelumnya. Triwulan IV tahun 2008 diwarnai oleh problematika yang terjadi di pasar keuangan global serta Perlambatan ekonomi dunia saat ini telah dirasakan di beberapa negara industri maju, dan mulai merambat pada negara lainnya termasuk Indonesia. Gejolak yang terjadi di pasar global, tidak dapat dihindari terasa mengalir dan menyebar pada ekonomi Indonesia, termasuk Kota Bandung di mana mengandalkan pada kegiatan ekspor.
Perkembangan berkembang menuntut adanya pemantauan dan evaluasi pembangunan kondisi  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator perekonomian yang biasa digunakan untuk memantau wilayah. Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung Tahun 2008 kiranya dapat dijadikan salah satu bahan/kerangka acuan dalam penetapan kebijakan ekonomi makro, baik moneter maupun sektor riil, sehingga proses pelaksanaan pembangunan ekonomi di Kota Bandung masa mendatang akan lebih tepat sasaran.

1.2 Maksud dan Tujuan
Secara garis besar maksud penyusunan publikasi ini adalah pembangunan di Kota Bandung, khususnya dalam bidang perekonomian. Adapun secara rinci tujuan tersebut adalah :
1. Menyediakan data ekonomi makro bagi perencanaan dan evaluasi pembangunan di Kota Bandung tahun 2005-2008.
2. Mengetahui gambaran tentang struktur perekonomian, perkembangan ekonomi, tingkat pendapatan masyarakat Kota Bandung tahun 2008.
3. Menggambarkan pergeseran aktivitas perekonomian masyarakat Kota Bandung.

1.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penyusunan publikasi ini adalah : data produksi, data harga, data biaya antara atau rasio biaya antara dari seluruh sektor ekonomi, yang meliputi : Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Konstruksi, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Angkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan dan Sektor Jasa-Jasa, serta data jumlah penduduk pertengahan tahun.
Data di atas bersumber dari data sekunder dari nstansi terkait, survei khusus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, yaitu Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) 2008, Survei Indikator Ekonomi Makro Daerah 2008 - 2009, disamping data penunjang yang bersumber dari survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2005-2008 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2005.

BAB II METODOLOGI

2.1 Konsep dan Definisi
2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau yang lebih dikenal dengan istilah Pendapatan Regional (Regional Income) merupakan data statistik yang merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Produk Domestik Regional Bruto dapat diartikan ke dalam 3 pengertian yaitu:
a. Pendekatan Produksi (Production Approach), PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah/regional pada suatu waktu tertentu, biasanya setahun.
b. Pendekatan adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh factor-faktor  produksi yang ikut di dalam proses produksi disuatu wilayah/regional pada jangka waktu tertentu (setahun).Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan.
c. Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach),
PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi  lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap  domestik bruto, perubahan stok dan ekspor neto di suatu wilayah.

2.1.2 PDRB atas dasar harga berlaku
PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah.

2.1.3 PDRB atas dasar harga konstan
PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu atau tahun dasar, baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah.



2.1.4 Indeks Harga Implisit PDRB
Perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan.

2.1.5 Angka Laju Pertumbuhan PDRB
Besarnya persentase kenaikkan PDRB pada tahun berjalan terhadap PDRB pada tahun sebelumnya.

2.1.6 PDRB per Kapita
PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun.

2.1.7 Pendapatan Regional
PDRB ditambah balas jasa faktor produksi milik penduduk wilayah tersebut yang berasal dari luar dikurangi  balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar.

2.2 Manfaat Statistik Pendapatan Regional
PDRB sebagai indikator ekonomi dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran situasi ekonomi suatu wilayah, diantaranya :
1. PDRB atas dasar harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.
2. PDRB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah.
3. PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun.

2.3 Cara Penyajian PDRB                                
PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung dengan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar), dalam penghitungan ini digunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar.

2.4 Metode Penghitungan PDRB

2.4.1 Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku
Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan dua metode langsung dan metode tak langsung.

2.4.2 Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan
Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah atas dasar harga konstan, yaitu :
a. Revaluasi
b. Ekstrapolasi
c. Deflasi
d. Deflasi berganda

2.5 Penyajian Angka Indeks
Untuk mempermudah dalam menganalisisnya, PDRB disamping disajikan dalam bentuk angka absolut, disajikan juga dalam bentuk angka indeks.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2007. Produk Domestik
Regional Bruto Kota Bandung Tahun 2003-2006.
Bandung : BPS.
____________, 2007. Produk Domestik Regional Bruto Kota
Bandung Triwulan IV Tahun 2007. Bandung : BPS.
https://docs.google.com/file/d/0B7YCqodjjTKCNjdkMDllMDctODdlYi00NDRmLWIwZTAtMDIwNTg2MjQ2NjU5/edit?hl=en_US&pli=1

Rabu, 25 April 2012


Ringkasan Jurnal Teori Organisasi Umum 2

Nama Kelompok:
-          Dwie Restiani
-          Novika Ari Pahlawati
-          Restu Anjani

Proyeksi Penawaran dan Permintaan Beras 2007-2010

Oleh:
Edi Abdurachman

Faculty Binus Business School, Jakarta
Jl. Hang Lekir I No. 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120


Volume:
13 No. 1, Mei 2008


Halaman:


Pendahuluan
Sampai saat ini, sub vektor tanaman pangan masih memiliki peranan yang sangan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sub vektor tanaman pangan tidak hanya berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional namun juga dalam mewujudkan pembangunan wilayah, pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan baku industri. Beras merupakan kebutuhan pangan pokok bagi lebih dari 90% penduduk Indonesia. Produksi beras dalam negeri dari tahun ke tahun terus meningkat, walaupun mempunyai kecenderungan laju pertumbuhannya melandai. Pertumbuhan penduduk Indonesia melaju cepat, yakni 1,35% per tahun pada periode tahun 1990-2000. Kenyataan ini menyebabkan produksi dalam negeri hanya cukup untuk pemenuhan konsumsi beras domestik, nahkan untuk cadangan nasional setiap tahun slalu ada realisasi impor beras dari luar negeri.
Masalah dan Tujuan
Masalah:
Pertumbuhan laju penduduk per kapitanya setiap tahun tidak jauh lebih besar dibandingkan produksi beras, karena pertumbuhan penduduk Indonesia melaju dengan cepat. Perlu ditambahkannya lagi produksi beras agar dapat memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia.
Tujuan:
-          Untuk mecapai swasembada, pada tahun 2009 produksi padi nasional ditargetkan sebesar 12,19 juta ha dan 4,65 ton.
-          Penigkatan beras nasional
-          Mewujudkan ketahanan pangan nasional,pembangunan wilayah dan meyediakan bahan baku industri

Tinjauan Pustaka
Abbas Syamsudin, “Revolusi Hijau dengan Swasembada Beras dan Jagung”, Setdal Bimas, Jakarta, 1997.
Arifin, Bustanul, “Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia”, Buku Kompas, Jakarta, 2004.
BPS, “Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 1987”, BPS, Jakarta, 1987.
______, “Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 1997”, BPS, Jakarta, 1997.
Departemen Pertanian, “Rencana Strategis Pembangunan Tanaman Pangan Tahun 2005-2009”, Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta, 2004.
__________, “Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnin Padi”, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta, 2005.
__________, “Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta, 2005.
Syafaat, N. Ett All, “Proyeksi Permintaan dan Penawaran Komoditas Utama Pertanian”, Pusat Analisis Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor, 2005.

Hipotesis
Tabel 1 menggambarkan hasil estimasi penawaran padi dengan angka elastisitas areal tanam padi terhadap harga riil pupuk urea sebesar -0.028 maka peningkatan harga riil pupuk urea sebesar 10 persen akan menurunkan areal tanam padi sebesar 0,28 persen.
Tabel 1 : Analisis fungsi respon areal tanam padi : Apakah areal tanam padi terhadap harga pupuk urea mengalami kenaikan atau penurunan.

Tabel 2 menggambarkan elastisitas produktivitas terhadap harga riil pupuk urea sebesar –0,1652 menunjukkan bahwa harga pupuk urea naik 10 persen, maka produktivitas padi akan menurun sebesar -1,652 persen.Sedangkan penerapan teknologi yang direpresentasikan oleh koefisien tren menunjukkan hasil yang positif walau tidak elastis.
Tabel 2 : Elastisitas produktivitas : Apakah harga pupuk urea mengalami kenaikan atau penurunan
Tabel 3 menggambarkan untuk mencapai swasembada Direoktoral Jenderal Produksi Tanaman Pangan Departemen Pertanian menetapkan target produksi padi nasional.Luas panen dan produktivitas padi ditargetkan sebesar 12.19 juta ha dan 4,65 ton /ha atau tumbuh masing-masing 0,37 persen dan 0.8 persen per tahun.
Tabel 3 : Target luas panen,produktivitas,dan produksi padi : Apakah mampu mencapai swasembada.

Tabel 4 menggambarkan proyeksi luas panen,produktivitas,dan produksi padi nasional.Luas panen ,produktivitas dan produksi padi meningkat masing-masing 1,25 . 1.64 dan 2,91 persen per tahun sampai dengan 2010
Tabel 4 : Proyeksi luas panen,produktivitas,dan produksi padi : Apakah proyeksi luas panen,produktivitas,dan produkasi padi menunjukan hasil yang optimis

Tabel 5 menggambarkan penggunaan GKG = 7,3 persen dari produksi,produksi beras = konversi GKG ke beras = 63,2%,penggunaan beras non pangan = 3,33 persen dari produksi beras,ketersediaan beras untuk dikonsumsi = produksi beras – penggunaan beras non pangan.
Tabel 5 : Perbedaan proyeksi dengan target untuk luas panen,produktivitas,dan produksi padi :Apakah produksi padi diproyeksikan akan meningkat.
Tabel 6 menggambarkan kisaran proyeksi penggunaan beras periode 2006-2010 sebesar 1,09-1,22 juta ton  maka ketersediaan beras untuk dikonsumsi berkisar antara 31,56-35,40 juta ton
Tabel 6 : Proyeksi ketersediaan beras untuk konsumsi penduduk tahun 2006-2010(ton) : Apakah kisaran proyeksi penggunaan beras mampu menyediakan beras untuk dikonsumsi

Variabel yang Digunakan
Variabel :
Harga urea
Tren
Intercept
Tahun
Luas panen
Pertumbuhan
Produktivitas
Produksi
Penggunaan GKG
Produksi beras
Penggunaan beras non pangan
Ketersediaan konsumsi langsung
Variabel bebas :
R
ton
ha
ton/ha
Sampling
Jumlah sampel yang digunakan dalam proyeksi permintaan dan penwaran beras yang dianalisis oleh Departemen Pertanian antara tahun 2005-2010.Ketidak akuratan data dalam beberapa variabel yang dipakai dalam metode analisis menyebabkan beberapa data seperti areal tanam,harga urea kurang mendapatkan hasil yang relevan.
Kesimpulan
Melalui pendekatan fungsi penawaran dan permintaan serta dengan menggunakan data sekunder tahunan, telah diestimasi proyeksi permintaan dan penawaran untuk periode 2006-2010. Untuk mendapatkan gambaran proyeksi ketersediaan beras untuk dikonsumsi langsung, maka dari proyeksi produksi padi dikonversikan ke beras, lalu dikurangi dengan penggunaan beras untuk non pangan.Dengan membandingkan angka proyeksi ketersediaan tersebut dengan angka proyeksi konsumsi langsung, maka dapat diperoleh gambaran proyeksi surplus atau defisit untuk periode 2007-2010. Hasil kajian menunjukan bahwa tahun 2007 dan 2008 masih defisit, sedangkan tahun 2009-2010 terjadi surplus beras.
Keterbatasan
Dalam melakukan proyeksi produksi padi ada dua faktor yang dipertimbangkan yaitu areal panen dan produktivitas.Statistik menunjukkan bahwa luas panen pada tahun 2005 mencapai 11,84 juta ha,sementara produktivitas mencapai 4,57 ton/ha.Produksi pada tahun yang sama mencapai 54,15 juta ton gabah kering giling (GKG).Jika kisaran proyeksi penggunaan beras periode 2006-2010 sebesar 1,09-1,22 juta ton maka keterbatasan tersedianya beras untuk dikonsumsi sebesar antara 31,56-36,40 juta ton.
Implikasi
Pada umumnya sebagian masyarakat menganggap bahwa impor beras dipicu oleh produksi atau suplai beras dalam negeri yang tidak mencukupi. Akan tetapi, pada kenyataannya impor beras dilakukan ketika data statistik menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami surplus beras, tetapi tetap saja Indonesia mengimpor beras walaupun kebutuhan pangan di Indonesia belum terpenuhi. Demikian pula Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah mungkin menjadi panduan secara administratif bagi Perum Bulog. Namun, tingkat kesejahteraan petani bukan persoalan administrasi belaka, melainkan persoalan hidup riil yang memerlukan langkah pemihakan dan perhatian yang memadai. Di sinilah sebenarnya harapan petani dan masyarakat banyak kepada penyelenggara negara di Indonesia.

;;

By :
Free Blog Templates