Kamis, 09 Januari 2014
Tugas Kolaborasi Antar muka Otomotif Multimedia-(Automotive Multimedia Interface Colaboration - AMI-C) (Pengantar Telematika)
Diposting oleh Restu Anjani di 04.57
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA
PEMBELAJARAN INTERAKTIF
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI,
SISTEM PENDINGIN AIR DAN
TRANSMISI OTOMATIS PADA
SEPEDA MOTOR MATIC INJEKSI”
Kolaborasi Antar muka Otomotif Multimedia-(Automotive
Multimedia Interface Colaboration - AMI-C)
Nama & NPM :
Latifah | 13110973
Novika Ari Pahlawati | 15110080
Restu Anjani | 15110772
Fakultas : Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Jurusan : SistemInformasi
Kelas : 4KA11
Depok
2014
ABSTRAK
Penelitian kolaboratif
ini merupakan penelitian pengembangan
media pembelajaran, yang bertujuan
untuk mengetahui proses
pembuatan, tingkat validitas, dan kelayakan
media pembelajaran sistem
bahan bakar injeksi,
sistem pendingin air dan
transmisi otomatis pada sepeda
motor matic injeksi dengan menggunakan
softwareAdobe flash. Penelitian
ini termasuk jenis penelitian Research
and Development (R & D). prosedur yang dilakukan terdiri
dari: a) Analisis kebutuhan, b) Pengembangan produk media
pembelajaran, c) Uji
validasi oleh ahli materi dan
ahli media, d) Revisi,
e) Uji coba oleh
mahasiswa selaku pengguna,
e) Revisi, f)
Hasil akhir pembuatan media pembelajaran. Hasil yang didapatkan yaitu:
1) Proses pengembangan media pembelajaran Proses pembuatan
media pembelajaran sistem
bahan bakar injeksi,
sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan software Adobe dilakukan melalui
tahapan identifikasi kompetensisesuai dengan
media yang akan
dikembangkan, pembuatan rancangan
materi, pengumpulan
bahan-bahan, pembuatan media
dengan adobe flash, validasi
dariahli materi, ahli media, dan mahasiswa selaku pengguna, 2) Media
pembelajaran yang dibuat memiliki tingkat kesesuaian dengan silabus sebesar
2.67 (sesuai) dan aspek belajar mandiri 4.0 (sangat bisa dipergunakan untuk
belajar secara mandirioleh
mahasiswa), dan 3)
Media pembelajaran yang
dikembangkan
memilikipenilaian kelayakan dengan
skor 2.71 (layak)
oleh ahli media dan
2.65 (layak) oleh mahasiswa
selaku pengguna media pembelajaran.
Kata kunci: media pembelajaran, sistem
bahan bakar injeksi, sistem pendingin air, transmisi otomatis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan
nasional bangsa Indonesia adalah
di dalam pembukaan undang
undang dasar negara
Republik Bangsa Indonesia
adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pencapaian tujuan
nasional untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dilakukan melalui
pendidikan. Pendidikan melibatkan kegiatan belajar dan proses pembelajaran.
Proses kegiatan belajar mengajar merupakan
hal yang
harus
sangat diperhatikan dalam
penyelenggaraan pendidikan disuatu
instansi pendidikan pada jenjang pendidikan dasar ( SD ) sampai
diperan tinggi ( PT ). Jurusan
Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
mulai Tahun Akademik
2009/2010 mulai menerapkan
kurikulum baru (Kurikulum 2009) yang diberlakukan bagi seluruh mahasiswa
baru jurusan Pendidikan Teknik Otomotif baik dari program studi D3 Teknik
Otomotif maupun S1 Pendidikan Teknik Otomotif. Pada Kurikulum
yang berlaku di
Fakultas Teknik Universitas
NegeriYogyakarta (FT UNY) terdapat matakuliah Teknologi
Sepeda Motor dengan Kode OTO 225 yang wajib
ditempuh oleh semua
mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif pada semester
genap tahun pertama.
Materi pembelajaran yang terdapat
matakuliah tersebut sebagian
besar merupakan
materi-materi lanjutan atau
pendalaman dari materi-materi
yang pernah dipelajari di Aemester sebelumnya
(semester ganijl) yaitu
dengan pertimbangan
pemilihannya pada materi-materi
pembelajaran yang sangat dibutuhkan dan terpakai dalam
matakuliah-matakuliah lainnya pada semester-semester selanjutnya,
baik matakuliah keahlian
dasar umum, matakuliah keahlian umum
maupun matakuliah keahlian
khusus di jurusan
Pendidikan Teknik Otomotif. Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor pada materi sistem bahan bakar injeksi, sistem
pendinginan air dan
transmisi otomatis pada
sepeda motor
dengan Programmable Fuel Injection (PGM-FI)
merupakan salah satu matakuliah dari Bidang Teknik Otomotif
yang ditempuh pada semester genap di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Materi
ini mengandung karakteristik pesan
yang cukup abstrak
sehingga memerlukan media
pembelajaran yang menarik bagi mahasiswa. Sementara
ini, proses belajar
mengajar matakuliah teknologi
sepeda motor injeksi sub bidang sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan
air dan transmisi otomatis dilakukan dengan keterbatasan sumber belajar, yang semestinya bisa
digunakan untuk membantu
mahasiswa dalam mempelajari materi
sistem bahan bakar
injeksi, sistem pendinginan
air dan transmisi otomatis. Dengan
kata lain, media pembelajaran yang memuat bahan pembelajaran ini masih langka karena hanya menggunakan buku teks (media
cetak). Oleh karena itu pola pembelajarannya masih konservatif, yakni dosen dan mahasiswa berpegang pada buku
teks untuk membahas materi kuliah. Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua
unsur yang amat penting adalah metode dan media pendidikan, kedua aspek ini
saling berkaitan. Media pendidikan merupakan
suatu sarana komunikasi pembawa
pesan dari sumber pesan kepada penerima
pesan untuk menunjang
proses pembelajaran. Media pendidikan membuat proses belajar
mengajar akan lebih menarik mahasiswa, materi
pembelajaran akan lebih
jelas maknanya, sehingga
lebih dapatdipahami oleh
mahasiswa dan memungkinkan
mahasiswa menguasai tujuan mengajar dengan lebih baik. Ciri
media yang baik
adalah menarik dan
mudah dipahami. Menarik diartikan bahwa
media tersebut dapat
mengoptimalkan perhatian mahasiswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Mudah dipahami yaitu
media tersebut menerangkan dengan
cermat, jelas dan
runtut sehingga mahasiswa tidak
mengalami kebingungan dalam menyerap informasi yang disampaikan. Media pendidikan
juga akan membuat metode mendidik
akan lebih bervariasi, tidak semata
mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata
kataoleh pendidik, sehingga
mahasiswa tidak akan
bosan dan pendidik
tidak kehabisan tenaga. Mahasiswa akan
lebih banyak melakukan kegiatan belajar,
sebab tidak hanya
mendengarkan uraian pendidik,
tetapi juga aktifitas
lain, seperti mengamati melakukan dan mendemontrasikan.
Pembelajaran dengan menggunakan
metode konvensional tersebutmemiliki beberapa
kekurangan, antara lain:
1) pembelajaran tidak
diawalidengan upaya memberikan
daya tarik belajar
sehingga semangat mahasiswa rendah;
2) pembelajaran tidak diawali dengan penginformasian tujuan khusus,
sehingga mahasiswa tidak
mengetahui tujuan yang
akan dicapai setelah
mengikuti pembelajaran, 3)
pembelajaran tidak dilengkapi
dengan test sehingga menyebabkan
mahasiswa mengalami
kesulitan belajar dalam mempelajari materi
berikutnya, 4) pembelajaran
tidak dilengkapi dengan umpan
balik terhadap jawaban
soal-soal sehingga mempersulit
mahasiswa karena tidak mengetahui mana jawabannya yang benar atau salah.
Salah satu jenis
media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagaimedia pembelajaran
adalah media berbasis
komputer, media berbasis komputer mampu
menampilkan gambar gerak
atau animasi animasi(macromedia flash,
video pembelajaran ).
Penggunaan media berbasis komputer sebagai
media pembelajaran akan
lebih membuat suasana
pembelajaran lebih menarik
dibanding hanya dengan
metode ceramah yang hanya
monoton. Kenyataan dilapangan
menunjukan bahwa belum
banyak memanfaatkan media pembelajaran berbasis komputer khususnya media
yang mampu menampilkan gambar
gerak atau animasi animasi dengan
maksimaluntuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
pembelajaran perlu ditumbuhkan
rasa senang dan gembira pada diri siswa. Apabila
mahasiswa telah merasa senang dan gembira dalam belajar maka dengan sendirinya
akan tumbuh minat belajar mahasiswa terhadap
mata pelajaran tersebut.
Akibatnya adanya minat inilah
yang akan menimbulkan sikap
positif dan berpengaruh
terhadap daya serap
mahasiswa pada pelajarn tersebut sehingga diharapkan mahasiswa dapat
mudah mengertidan paham akan materi pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi
hal permasalahan pada
pembelajaran modul
konvensional, maka diperlukan
suatu rekayasa teknologi
dengan merancang
suatu media pembelajaran
yang memiliki fungsi dan manfaat yang
lebih daripada modul konvensional.
Pilihan media yang
tepat dan dapat memenuhikebutuhan adalah
media pembelajaran berbasis
komputer. Dengan demikian untuk menyikapi
masalah tersebut diatas
yaitu dengan adanya
suatu media pembelajaran yang
mudah dimengerti dan dipahami
oleh mahasiswa yaitu media pembelajaran interaktif sistem
bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air
dan transmisi otomatis
pada sepeda motor
matic injeksi menggunakan software
Macromedia Flash.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas maka
dapat di identifikasibeberapa
masalah sebagai berikut :
1. Penggunaan media
pembelajaran yang kurang
tepat karena hanya
mengandalkan media sederhana
seperti papan tulis,
buku paket atau dari foto copy yang diberikan oleh dosen.
2.Proses kegiatan belajar
mengajar masih sederhana
dengan didominasikegiatan seperti
mencatat di papan tulis dan ceramah.
3.Banyak hal yang
mengakibatkan minat belajar mahasiswa
kurang yaknibisa berasal
dari diri mahasiswa
sendiri ataupun dari
luar pribadi mahasiswa itu
sendiri.
4.Salah satu jenis
media pembelajaran yang
sedang berkembangan saat iniadalah berbasis komputer,
media berbasis komputer mampu menampilkan gambar gerak
atau animasi animasi
(macromedia flash, video pembelajaran ).
1.3. Identifikasi Masalah
Penelitian mengenai minat belajar mencakup berbagai aspek yang
luas dan mendalam karena
dipengaruhi oleh banyak
hal seperti yang
telah diuraikan pada latar
belakang . Sebagai
upaya memperoleh gambaran
yang jelas dan menghindari
penafsiran yang menyimpang
tentang masalah dalam penelitian, maka
diadakan pembatasan masalah
dalam penelitian ini,
maka diadakan pembatasan masalah
Dilihat dari identifikasi
masalah, terdapat banyak
faktor yang akan berpengaruh terhadap
minat belajar. Didasarkan
atas berbagai pertimbangan dan peneliti yang berupa keterbatasan
kemampuan baik secara materi maupun pengetahuan
yang dimiliki, maka
dalam penelitian ini
akan dibatasi pada Pengembangan Media
Pembelajaran sistem bahan
bakar injeksi, sistem pendinginan air
dan transmisi otomatis
pada sepeda motor
matic injeksimenggunakan software
Macromedia Flash.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
diatas maka tujuan
dari penelitian pengembangan media
pembelajaran sistem bahan
bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis
pada sepeda motor matic injeksi yang ada
di bengkel sepeda motor Jurdiknik Otomotif FT UNY adalah :
1.Untuk mengetahui
proses pembuatan media
pembelajaran sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air
dan transmisi otomatis pada sepeda motor
matic injeksi dengan menggunakan software Adobe.
2.Untuk mengetahui tingkat validitas media
pembelajaran sistem bahan bakar
injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan
software
Adobe flah.
3.Untuk mengetahui
kelayakan media pembelajaran
sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada sepeda motor matic
injeksi dengan menggunakan software Adobe flash.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Deskripsi Teori
1.Pembelajaran
Pembelajaran dalam
kamus besar Bahasa
Indonesia (1995: 105) adalah proses
atau cara menjadikan
orang hidup belajar.
Di samping itu pembelajaran merupakan identitas aktifitas belajar mengajar yang diawalidengan perencanaan, dan diakhiri dengan
evaluasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Sedangkan
pengertian pembelajaran menurutDimyati dan Mudjiono
(1994:284), adalah kegiatan
dosen secara terprogram dalam
desain instruksional, yang meliputi materi, alat, metode, dan sebagainya
untuk membuat mahasiswa aktif
dalam mencapai tujuan peningkatan belajar. Pembelajaran merupakan
suatu proses yang terdiri
dari kombinasidua aspek
yaitu belajar tertuju
kepda apa yang
harus dilakukan oleh mahasiswa, mengajar
berorientasi pada apa yang
harus dilakukan oleh dosen sebagai
pemberi pelajaran. Kedua aspek
ini akan berkolaborasisecara terpadu
menjadi suatu kegiatan pad saat trjadi interaksi antara dosen dengan mahasiswa, serta antar
mahasiswa dengan mahasiswa
disaat pembelajaran sedang berlangsung.
Dengan kata lain
pemebelajaran pada
hakikatnya merupakan proses
komunikasi anatar mahasiswa
dengan pendididk serta antara
mahasiswa dalam rangka
perubahan sikap (Suherman
1992). Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan mahasiswa untuk
mempelajari sesuatu yang
bermanfaat seperti fakta,
kertampilan, nilai, konsep,
dan bagaimana hidup
serais dengan sesama, atau suatau hasil belajar
yang diinginkan. Proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari dosen kepada mahasiswa, melainkan
suatu proses kegiatan,
yaitu terjadi interaksi antar dosen denagn
mahasiswa serta antara
mahasiswa dengan mahasiswa. Pembelajaran hendaknya
tidak menganut
paradigma transfer of knowledge, yang mengandung
makna bahwa mahasiswa merupakan objek dari belajar.
Tapi upaya untuk
membelajarkan mahasiswa. Ditandaidengan memilih
kegiatan, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajarn yang
diinginkan. Pemilihan ,
penetapan, dan pengembangan
metode ini didasrkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Dalam hal
ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancanagan sebagi upaya membelajarkan
mahasiswa.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1. Model Pengembangan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau
dikenalResearch and Development (R
& D). Metode
penelitian Research and Development adalah metode penelitian
yang digunakan untuk
mengashilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono 2008).
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model
pengembangan dapat berupa model prosedural, modelkonseptual dan model
teoritik.
Model prosedural adalah
model yang bersifat deskriptif, menunjukkkan langkah-langkah yang
harus diikuti untuk
menghasilkan produk. Modelkonseptual adalah model yang bersifat
analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis
komponen secara rinci
dan menunjukkan hubungan
antar komponen yang dikembangkan. Model teoritik adalah model
yang menggambarkan kerangka berfikir yang didasarkan pada
teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
Dalam penelitian
pengembangan ini digunakan model
prosedural karena dianggap cocok dengan tujuan pengembangan yang ingin
dicapai yaitu untuk menghasilkan suatu
produk dan menguji
kelayakan produk yang dihasilkan dimana
untuk mencapai tujuan tersebut harus melalui langkah-langkah tertentu yang
harus diikuti untuk menghasilkan produk tersebut. Pada
penelitian
pengembangan ini akan
berfokus produk, media
pembelajaran sistem bahan bakar
injeksi, sistem pendinginan
air dan transmisi
otomatis dengan Macromedia Flash.
Sebagai landasan
pengembangan media pembelajaran
sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisiotomatis dengan
Macromedia Flash menggunakan model pengembangan Borg
dan Gall (1983)
yang menyarankan penggunaan
prosedur penelitian
pengembangan terdiri atas sepuluh
langkah yaitu, (a)
penelitian dan pengumpulan
informasi, (b) perencanaan, (c) pengembangan produk awal (d) Uji coba
lapangan tahap awal
(kelompok kecil) ,
(e) revisi, (f)
uji coba
lapangan kelompok besar , (g)
revisi, (h) uji
coba lapangan kelompok besar, (i)
revisi produk akhir, dan (j) desimenasi atau implementasi.
3.2. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian
pengembangan akan memaparkan
prosedur yang ditempuh dalam
membuat produk. Dalam pengembangan media pembelajaran ini produk
yang akan dihasilkan
media pembelajaran sistem
bahan bakar injeksi, sistem pendinginan
air dan transmisi otomatis berbasis komputer pada mata kuliah
praktik teknologi sepeda
motor di Jurusan
Pendidikan Teknik Otomotif
FT UNY.
Prosedur pengembangan yang
digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah
modifikasi dari prosedur
pengembangan yang oleh Borg
dan Gall. Pada
pengembangan media pembelajaran ini prosedur
yang dilakukan terdiri
dari: a) Analisis
kebutuhan, b) Pengembangan produk
media pembelajaran, c)
Uji validasi oleh
ahli materidan ahli
media, d) Revisi,
e) Uji coba
oleh mahasiswa selaku
pengguna, e) Revisi, f) Hasil
akhir pembuatan media pembelajaran.
3.3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek yang dipilih untuk melakukan uji
validasiproduk adalah
ahli
materi dipilih
1 orang dari dosen
Program Studi Pendidikan
Teknik Otomotif UNY dan ahli media dipilih 1
orang dari dosen Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif UNY. Subyek
penelitian untuk uji
coba kelompok kecil adalah 30 mahasiswa kelas mata kuliah
teknologi sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian
ini teknik pengumpulan
data menggunakan instrumen berupa angket untuk mengumpulkan data
baik dari ahli materi, ahli media, dan mahasiswa.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan
menggunakan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan
untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
2010 : 29).
Untuk menentukan
kategori kelayakan dari
video pembelajaran ini,
dipakai skala pengukuran skala likert. Dengan skala pengukuran skala likert, data yang
diperoleh berupa angka
yang kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2008 : 141).
Untuk menentukan
kategori kelayakan dari
media pembelajaran ini,
dipakai skala pengukuran skala likert. Dengan skala pengukuran skala likert, data yang
diperoleh berupa angka
yang kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif
(Sugiyono, 2009: 141).
Data mengenai
pendapat atau tanggapan ahli materi, ahli media, dan mahasiswa yang
dikumpulkan melaluikuesioner/angket dianalisis dengan statistik deskriptif.
Hasil angket dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:
Angka 4 = sangat setuju/sangat layak
Angka 3 = setuju/layak
Angka 2 = tidak setuju/tidak layak
Angka 1 = sangat tidak setuju/sangat tidak layak
Untuk skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai pada skala 4
(Suharso, 2006:
52-53)
Tabel 1. Konversi
Skor ke nilai pada skala 4
Interval Skor
|
Kategori
|
1
– 1,75
|
Sangat tidaklayak
|
1,76 – 2,51
|
Tidak Layak
|
2,52 – 3,27
|
Layak
|
3,28 – 4,03
|
Sangat layak
|
Sedangkan untuk
mendapatkan skor rata-rata
penilaian terhadap media pembelajaran berbasis
komputer hasil pengembangan
menggunakan rumus sebagai
berikut:
Mn =S_x
n
Keterangan :
Mn : rerata
∑ : Jumlah skor
N
: jumlah responden
Dengan demikian, skor
tiap butir tanggapan
yang diperoleh dapat dikonversikan menjadi
nilai untuk mengetahui kategori setiap
butir tanggapan/rata-rata
secara keseluruhan terhadap
media pembelajaran berbasis
komputer hasil pengembangan.
Dengan berpedoman pada
Tabel 7, akan
lebih mudah untuk memberikan suatu
kriteria nilai bahwa
media pembelajaran berbasis komputer hasil
pengembangan sudah layak
atau belum digunakan
dalam kegiatan pembelajaran baik dari aspek pembelajaran, aspek materi
maupun aspek media.
3.6. Deskripsi Data
1. Proses pengembangan
media pembelajaran interaktif
sistem bahan bakar
injeksi, sistem
pendinginan air, dan
transmisi otomatis pada
sepeda motor
matic
injeksi
Proses pengembangan
media pembelajaran interaktif
sistem bahan
bakar
injeksi, sistem pendingin air, dan transmisi otomatis pada sepeda motor
matic
injeksi dilakukan secara kolaboratif antara 3 dosen peneliti dan 3 orang
mahasiswa S1
Pendidikan Teknik otomotif.
Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa angkatan
2010 yang sudah
mengambil mata kuliah
skripsi dan termasuk mahasiswa
yang menerima beasiswa
bidik misi. Setiap
mahasiswa diminta untuk mengembangkan
1 media pembelajaran
sesuai dengan judul penelitian kolaborasi.
Sampai dengan laporan
ini ditulis, mahasiswa yang menjadi anggota tim
penelitian kolaborasi sudah
mendapatkan persetujuan
judul skripsi,
menyusun proposal skripsi,
dan melakukan pembuatan
media pembelajaran interaktif.
Pengembangan media
interaktif menggunakan software
adobe flash
CS 3
dan CS 4.
Pengembangan media dilakukan
mulai dari identifikasi
kompetensi
sesuai dengan media
yang akan dikembangkan,
pembuatan
rancangan materi,
pengumpulan bahan-bahan, pembuatan
media dengan
adobe flash,
validasi dari ahli materi, ahli
media, dan mahasiswa
selaku
pengguna. Dosen
pembimbing selalu aktif
dalam melakukan monitoring,
supervisi, dan
evaluasi terhadap media
yang dikembangkan oleh
mahasiswa. Proses pembuatan media
interaktif sistem bahan
bakar injeksi, sistem pendinginan air,
dan transmisi otomatis
pada sepeda motor
matic injeksi membutuhkan waktu 1
bulan.
a. Faktor-faktor pendukung
yang memberikan kemudahan
dalam proses
pembuatan
media pembelajaran interaktif ini yaitu:
1) Dosen pembimbing aktif
dalam memberikan bimbingan
2) Adanya tutor sebaya
yang membantu dalam mempelajari penggunaan
software
adobe flash
3) Kemudahan dalam mengakses
materi yang dibutuhkan
4) Kemudahan dalam
mendapatkan software adobe flash
b. Faktor-faktor penghambat
yang memberikan kemudahan
dalam proses
pembuatan
media pembelajaran interaktif ini yaitu:
1) Kesulitan dalam
mendapatkan materi yang relatif baru.
2) Terdapat materi berupa
video dan animasi yang harus membuat sendiri
sejak
awal.
2. Hasil pengembangan
media pembelajaran interaktif
sistem bahan bakar
injeksi, sistem
pendinginan air, dan
transmisi otomatis pada
sepeda motor matic injeksi.
Hasil pengembangan
media pembelajaran berupa
materi pembelajaran
interaktif sistem
bahan bakar injeksi,
sistem pendinginan air,
dan transmisi otomatis pada
sepeda motor matic
injeksi dalam bentuk
CD pembelajaran. Media yang
dikembangkan dapat dipergunakan disemua komputer atau laptop tanpa harus
menginstall sofware adobe flash
terlebih dahulu. Setiap
media pembelajaran yang dikembangkan
memuat daftar kompetensi, materi pembelajaran, dan evaluasi yang sesuai
dengan materi.
3. Penilaian Ahli materi,
Ahli media, dan Mahasiswa.
a. Penilaian Ahli Materi
Skor penilaian
dari ahli materi
tentang media pembelajaran
yang dibuat
adalah sebagai
berikut. Skor untuk
penilaian aspek relevansi
materi
dengan silabus 2.67
menunjukkan bahwa materi yang dibuat sesuai dengan
silabus tentang
materi yang dikembangkan. Skor aspek belajar mandiri 4.0
menunjukkan bahwa
media yang dikembangkan
dapat dipergunakan
secara mandiri oleh
mahasiswa sebagai bahan
penunjang untuk belajar.
Bahan penunjang
untuk belajar berarti mahasiswa dapat belajar
tentang
materi yang
ada dalam media
pembelajaran sekaligus menguji
kemampuannya
dengan mengerjakan soal-soal dalam evaluasi.
b. Penilaian Ahli Media
Skor penilaian
dari ahli media
tentang media pembelajaran
yang dibuat
adalah sebai
berikut. Rata-rata skor
skor untuk aspek
intepretasi visual
adalah 2.75
(layak), desain visual
2.6 (layak), aspek
grafis 2.63 (layak),
aspek prosedur 2.85
(layak). Rata-rata total skor penilaian
dari ahli media
yaitu 2.71 (layak).
Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
yang
dibuat layak dipergunakan
untuk membantu penyampaian
materi dalam
proses
pembelajaran
c. Penilaian Mahasiswa
Skor penilaian
dari mahasiswa selaku
object penggunaan media
pembelajaran adalah
sebai berikut. Rata-rata
skor skor untuk
aspek
intepretasi visual
adalah 3.02 (layak),
desain visual 2.55
(layak), aspek
grafis 2.61
(layak), aspek prosedur
2.61 (layak). Rata-rata
total skor
penilaian dari
mahasiswa yaitu 2.65 (layak). Hal ini menunjukkan bahwa
media pembelajaran
yang dibuat layak dipergunakan
untuk membantu
penyampaian
materi dalam proses pembelajaran.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengembangan media pembelajaran sistem bahan
bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis sepeda motor matic
injeksipada mata kuliah
praktik teknologi sepeda
motor di Jurusan
Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY
ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan
media pembelajaran sistem
bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air
dan transmisi otomatis
pada sepeda motor
matic injeksi
dengan
menggunakan software Adobe dilakukan
melalui tahapan identifikasi
kompetensi
sesuai dengan media
yang akan dikembangkan,
pembuatan
rancangan materi,
pengumpulan bahan-bahan, pembuatan
media dengan
adobe flash, validasi dari
ahli materi, ahli
media, dan mahasiswa
selaku
pengguna.
2. Media pembelajaran
sistem bahan bakar
injeksi, sistem pendinginan
air dan
transmisi otomatis
pada sepeda motor
matic injeksi dengan
menggunakan
software
Adobe flash memiliki tingkat kesesuaian dengan silabus sebesar 2.67
(sesuai) dan aspek
belajar mandiri 4.0 (sangat bisa dipergunakan untuk belajar
secara
mandiri oleh mahasiswa).
3. Media pembelajaran
sistem bahan bakar
injeksi, sistem pendinginan
air dan
transmisi otomatis
pada sepeda motor
matic injeksi dengan
menggunakan
software
Adobe flash memiliki penilaian yang dengan skor 2.71 (layak) oleh
ahli media dan
2.65 (layak) oleh
mahasiswa selaku pengguna
media
pembelajaran.
4.2. Saran
1. Media yang dikembangkan dapat dioptimalkan
untuk proses pembelajaran mata kuliah Teknik Sepeda Motor di Jurusan
PT. Otomotif FT UNY.
2. Bimbingan
yang dilakukan terhadap
mahasiswa dapat terus dilakukan secara intensif walaupun waktu
untuk penelitian kolaborasi telah berakhirsupaya tujuan
penelitian kolaborasi untuk
membantu mempercepatpenyelesaian
tugas akhir skripsi mahasiswa dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Amien Nugroho. (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Azhar, Arsyad. (2002). MediaPembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
Anita Lie (2005).
Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia
Ariesto Hadi Sutopo (2003).
Multimedia Interaktif Dengan
Flash. Yogyakarta:Graha Ilmu
Anonim. (1989). Workshop Manual Daihatsu F300 (EFI System).
Daihatsu Motor CO., LTD.
Anonim. (1988). Pedoman Reparasi Mesin 3S-FE Jakarta: Toyota FE.
Astra
Motor.
Anonim. (1994). Training Manual EFI (Electronic Fuel Injection) Step 2, Vol 5.
Jakarta: Toyota Astra Motor.
Anonim. (1995). Toyota Training Manual Step 1. Jakarta : Toyota Astra
Motor.
Anonim. (2000). Pedoman Reparasi Mesin 5A-FE Soluna.
Jakarta: Toyota Astra Motor.
Anonim. (2002). Sistem Injeksi Bensin Elektronis dan Manajemen Mesin.
Jakarta: PT. TTA Indonesia.
Anonim. (2003). Pedoman Proyek Akhir. Yogyakarta: Tim penyusun pedoman
Proyek Akhir Universitas Negeri Yogyakarta.
Howstuffinmycarworks. (2007). Fuel injection system.
www.howstuffinmycarworks.com/Fuel_injection_system.
Moch. Solikin. (2005). Sistem Injeksi Bahan Bakar Motor Bensin (EFI system).
Otomotif-online.com. (2008). Sistem Injeksi Elektronik.
Phillips.R. 1997. The Developer’s handbook
to Interactive Multimedia.aUSA
:Stirling
Richard A. Schwier,
Earl R. Misanchuk.(1993). Interactive Multimedia
Instruction. New Jersey : Education Technology
Publication,Inc.
Robert E. Slavin (2008). Cooperative Learning
Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media
Sardiman A.M (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media
Sadiman, Arif.S. (2007).
Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan,adan Pemanfaatannya.
Jakarta:
PT
Raja Grafindo Persada.
Suwarsih Madya. (2006).
Teori dan praktek Penelitian
Tindakan Kelas (Action
Research). Bandung: Alfabeta.
Suyanto, M. (2005). Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
Yogyakarta: ANDI
Soenarto, S. (2005).
Pembahasan hasil penelitian: pengembangan
multimedia
pembelajaran interaktif
mata kuliah tata
hidang. Jurnal Inotek
volume
9, no 1, 2005.
Wina Sanjaya (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)