Minggu, 12 Januari 2014

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA


Depok

2014

ABSTRAKSI
Latifah. 13110973
Novika Ari Pahlawati. 15110080
Restu Anjani. 15110772
JURNAL PERANCANGAN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS KINERJA VIRTUALISASI SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX, VMWARE ESX, DAN OPENSTACK
Tugas Pengantar Telematika. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, 2013
Kata Kunci : Virtualisasi, High Availibility Server, Overhead, Linearitas
(iii + 14 halaman)
Banyak tipe processor yang mempunyai inti lebih dari satu, terutama pada server. Dengan melihat potensi prosessor yang mempunyai inti lebih dari satu tersebut, kita dapat memanfaatkannya untuk menjalankan aplikasi-aplikasi dan services secara bersamaan menggunakan teknik virtualisasi pada komputer server. Konsep cluster high availability yang terdapat pada virtualisasi server dapat mengurangi biaya dan menyederhanakan pengelolaan pelayanan teknologi informasi. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap beberapa virtualisasi server menggunakan metode overhead, dan linearitas untuk mengetahui kinerja virtualisasi server. Metode yang digunakan adalah dengan cara perancangan, dan implementasi Proxmox, vmware esx dan openstack pada server multicore, dan dilakukan analisa kinerja dari virtualisasi server tersebut. Hasil utama dari penelitian ini adalah perancangan, dan implementasi virtualisasi server menggunakan Proxmox, vmware, dan openstack serta deskripsi analisa, hasil kinerja masing-masing model virtualisasi server tersebut.
Daftar Pustaka (2012-2013)
ii

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Abstraksi....................................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
PERUMUSAN MASALAH......................................................................................................3
TUJUAN PENELITIAN............................................................................................................3
METODE PENELITIAN...........................................................................................................3
LANDASAN TEORI.................................................................................................................5
IMPLEMENTASI SISTEM.......................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................10
KESIMPULAN........................................................................................................................11
SARAN....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iii

PENDAHULUAN
Penggunaan server dengan processor berinti banyak semakin banyak dijumpai, masing-masing vendor produsen processor mempunyai berbagai macam tipe processor dengan inti lebih dari satu. Processor dengan inti lebih dari satu mempunyai kemampuan yang cukup untuk melakukan berbagai macam proses secara bersamaan, akan tetapi belum semua aplikasi pada saat ini yang dapat memanfaatkan secara optimal prosesor berinti banyak (multiprosessor) tersebut. Berdasarkan pengamatan dari Tony Iams, analis senior di D.H. Brown Associates Inc, NY, server di sebagian besar organisasi hanya menggunakan 15-20% dari kapasitas sesungguhnya, tentu saja angka tersebut merupakan rasio yang jauh dari ideal.
Dengan melihat potensi prosessor yang mempunyai inti lebih dari satu tersebut, dapat kita manfaatkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi dan services secara bersamaan menggunakan teknik virtualisasi pada komputer server. Tanggapan vendor produsen processor terhadap semakin dibutuhkannya teknologi virtualisasi juga dibuktikan dengan menambahkan dukungan terhadap proses virtualisasi di dalam processor yang mereka produksi sehingga teknologi virtualisasi yang akan digunakan pada processor berinti banyak tersebut dapat memiliki kinerja yang optimal ketika menjalankan sistem operasi dan program
aplikasi secara virtual.
Teknologi virtualisasi server yang diterapkan pada server dengan processor berinti lebih dari satu, dapat kita manfaatkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi dan Jurnal Teknologi, services secara virtualisasi. Konsep virtualisasi server merupakan paragidma baru dalam perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan virtualisasi server memungkinkan penggunaan satu perangkat keras untuk menjalankan beberapa sistem operasi dan services pada saat yang sama, sehingga client dapat menggunakan sumber daya tersebut sesuai dengan kebutuhannya berbasis internet.
Virtualisasi server adalah penggunaan perangkat lunak yang memungkinkan satu perangkat keras untuk menjalankan beberapa sistem operasi dan services pada saat yang sama, sedangkan virtual server adalah penggunaan perangkat lunak yang memungkinkan banyak perangkat keras untuk menjalankan satu sistem secara terpadu. Teknologi virtualisasi server ini bertujuan untuk menghindari pemborosan daya proses yang mahal atau dengan kata
lain meningkatkan efisiensi serta mengoptimalkan penggunaan processor berinti lebih dari satu. Penghematan lain adalah biaya listrik karena hanya menggunakan satu atau sedikit server saja.
1
Pada saat ini banyak sekali metode perancangan virtualisasi server dengan tipe cluster high availibility, antara lain menggunakan proxmox, vmware esx dan openstack yang merupakan tipe virtualisasi server yang free dan mudah dalam instalasi. Diantara beberapa tipe virtualisasi server tersebut terdapat perbedaan dalam hal kinerja. Hal ini dikarenakan beberapa tipe virtualisasi server tersebut dibuat oleh beberapa vendor yang berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan Cloud Computing antara lain Zulhaidi dan Dipojono (2002), Penelitian ini membahas menjelaskan desain dan implementasi perangkat keras yang diperlukan untuk cluster pada Cloud Computing.
Penelitian lain yang berhubungan dengan virtualisasi juga dilakukan oleh Fauzi (2008). Dalam tesisnya Fauzi mencari tahu sejauh mana atau seberapa baik skalabilitas saat menggunakan virtualisasi jika dibandingkan dengan implementasi native dengan menggunakan satu pendekatan virtualisasi. Penelitian lain yang berkaitan dengan virtualisasi server yang lain Chen, dkk (2006). Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan infrastruktur TI yang reliable, dalam arti bisa melakukan update dan patch tanpa mematikan atau me-restart mesin server produksi yang sedang berjalan. Penelitian lain yang berhubungan dengan virtualisasi juga dilakukan oleh Benjamin, dkk (2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skalabilitas empat tipe virtualisasi server, metode yang digunakan dalam pengukurannya adalah menggunakan metode overhead, linearitas dan usability.
Peneliti yang lain adalah Garnieri (2010), Penelitian ini menargetkan penggunaan virtualisasi server pada perusahaan besar, yang memfokuskan pada minimalisasi downtime pada saat maintance perangkat keras server dengan menggunakan aplikasi VMware Infrastructure 3. Selain itu peneliti Ardianto (2011), menjelaskan bagaimana merancang virtualisasi appliances dengan memanfaatkan metode virtualisasi.
2
Penelitian oleh Ardianto, Novan (2011), dalam penelitian tersebut berusaha dipadukan antara mesin virtualisasi dengan perangkat lunak yang sebenarnya maka akan terbentuklah virtualisasi appliances, dalam penelitian tersebut dirancang suatu virtualisasi appliance menggunakan metode virtualisasi Proxmox dan virtualisasi box untuk kemudian dianalisa kestabilannya.
Kemudian mengimplementasikan virtualisasi appliances tersebut sehingga dapat dioperasikan dengan mudah di lingkungan server yang berbeda bahkan di OS yang berbeda. Faisal (2012), penelitian ini menekankan tentang faktor skalabilitas private cloud computing untuk layanan IAAS dan analisa kinerja dari Cloud Computing.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat perumusan masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana merancang, dan mengimplemestasikan virtualisasi server menggunakan tipe yang berbeda-beda yaitu proxmox, vmware esx dan openstack, serta menganalisa kinerja masing-masing virtualisasi server tersebut melalui pengukuran metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Merancang dan mengimplementasikan virtualisasi server menggunakan proxmox VE
1.8, vmware esx dan openstack
2. Menganalisa virtualisasi server yang berguna untuk mengetahui kinerja dari masing-masing tipe virtualisasi server tersebut melalui pengukuran metrik skalabilitas yaitu menggunakan metode overhead dan linearitas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian observasi dengan mengimplementasikan sistem virtualisasi server dengan Proxmox, vmware esx, dan openstack yang merupakan tipe cluster High Availability (HA).
3
Penelitian observasi ini menggunakan metode analisis deskriptif, yang dilakukan dengan proses pengamatan langsung dan mempelajari observasi atas hasil yang terjadi dari analisis sistem ini. Pendekatan penelitian analisis deskriptif ini adalah untuk menggali informasi dari implementasi sistem virtualisasi server menggunakan Proxmox, vmware esx, dan openstack.
Dalam analisa virtualisasi server, peneliti berusaha membandingkan dengan server tradisional atau aplikasi server yang tidak menggunakan virtualisasi, selain itu juga dibandingkan dengan dua virtual machine yang berisi aplikasi web server dan ftp server pada server virtualisasi sehingga diperoleh data pembanding dalam melakukan analisa kinerja dan pengaruh implementasi aplikasi yang berbeda pada virtualisasi server.

Gambar 1. Arsitektur dengan virtualisasi server
Skenario pengujian virtualisasi server sebagai berikut :
1. Membuat 2 virtual machine, dilakukan update dan upgrade secara bersamaan.
2. Membuat 2 virtual machine, setiap virtual machine berfungsi sebagai server yang berbeda. Virtual machine 1 difungsikan sebagai web server sedangkan virtual machine 2 difungsikan sebagai ftp server kemudian dilakukan pengiriman file sebesar
706.803.376 B.
4
3. Membuat beberapa virtual machine, virtual machine 1 di install aplikasi web server dan virtual machine 2 di install ftp server, sementara itu virtual machine yang lain tetap dijalankan, akan tetapi tidak diberikan aplikasi.
4. Membuat beberapa virtual machine, virtual machine 1 di install web server, sedangkan virtual machine yang lain di install aplikasi ftp server yang sama, dan dijalankan secara bersamaan kemudian setiap pertambahan virtual machine, dicoba upload sebuah file dengan
ukuran 706.803.376 B ke semua ftp server yang telah di install pada virtual machine secara bersamaan. Analisa virtualisasi server menggunakan pengukuran metrik skalabilitas yaitu
menggunakan metode overhead dan linearitas.
a. Overhead
Untuk evaluasi overhead virtualisasi yang disebabkan mekanisme virtualisasi dilakukan dengan membandingkan waktu eksekusi sebuah aplikasi yang dijalankan pada sistem non virtualisasi (Ta) dengan aplikasi yang sama dijalankan pada sebuah mesin virtualisasi (Tav). Overhead mungkin saja bisa diabaikan untuk sebuah mesin virtualisasi dan bisa menjadi signifikan ketika jumlah mesin virtualisasi dijalankan secara bersamaan. Disamping itu dibandingkan pula Ta dengan Tav ketika sejumlah n mesin virtualisasi dijalankan secara bersamaan. Pada skenario ini hanya sebuah mesin virtualisasi yang menjalankan aplikasi. Sedangkan n-1 mesin virtualisasi yang lain bebas dari aplikasi.
b. Linearitas
Untuk mengevaluasi perubahan skalabilitas pada saat jumlah mesin virtualisasi yang dijalankan meningkat, terlebih dahulu diukur waktu eksekusi sebuah aplikasi yang dijalankan pada mesin virtualisasi. Selanjutnya diukur waktu eksekusi aplikasi yang sama dijalankan secara bersamaan pada beberapa mesin virtualisasi.
LANDASAN TEORI
Pengertian Virtualisasi
Virtualisasi / Virtualisasiization adalah sebuah teknik atau cara untuk membuat sesuatu dalam bentuk virtualisasi, tidak seperti kenyataan yang ada. Virtualisasi juga digunakan untuk mengemulasikan perangkat fisik komputer, dengan cara membuatnya seolah-olah perangkat tersebut tidak ada (disembunyikan) atau bahkan menciptakan perangkat yang tidak ada menjadi ada.
5


Gambar 2. Konsep Virtualisasi
Jenis-Jenis Pendekatan Virtualisasi
1. Partial Virtualisasiization Virtualisasi parsial adalah bentuk virtualisasi pada sebagian dari
perangkat keras. Perangkat lunak virtualisasi parsial akan mengemulasikan, seolah olah perangkat komputer kita memiliki alat tersebut.
2. Full Virtualisasiization
Virtualisasi penuh berarti membuat seolah-olah ada komputer lain di dalam komputer. Dengan menginstal Linux dalam Windows Anda, demikian juga meng-install Windows dalam Linux.
3. Hardware-assisted Virtualisation
Merupakan virtualisation yang didukung oleh hardware, jadi ada hardware khusus yang berguna untuk meningkatkan performance proses virtualisasi. Hardware-assisted virtualisation mempunyai overhead yang banyak, agar skalabilitas guest OS tidak terlalu turun, maka dibantu dengan hardware.
Cluster
Cluster merupakan suatu set individual yang terhubung melalui perangkat keras dan perangkat lunak khusus, menyajikan gambar sistem tunggal untuk para penggunanya (Vrenios, 2002). Tiga tipe cluster yang dominan yaitu:
1. High Performance Computing (HPC). Secara umum, tipe cluster HPC ditujukan pada bagaimana suatu proses komputasi dapat dipercepat, dengan demikian task dapat diselesaikan
dengan lebih cepat. Contoh cluster jenis ini adalah MPI, DSM, PVM.
2. High Availability (HA). Secara umum, tipe cluster ini ditujukan agar program yang dijadikan di atasnya bisa terus berjalan, sekalipun salah satu node hang atau down. Contohnya adalah fasilitas cluster pada Proxmox.
6
3. Load-Balancing (LB). Secara umum, tipe cluster ini beroperasi dengan mendistribusikan beban pekerjaan secara merata melalui beberapa node yang bekerja di belakang (back-end node). Umumnya cluster ini akan dikonfigurasikan sedemikian rupa dengan front-end load-balancing redundant.
Overhead dan Linearitas
Overhead pada virtualisasi server adalah seberapa sering dan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh hypervisor untuk menyelesaikan suatu proses dan menjalankan kembali virtual machine. Pada virtualisasi server, pengujian overhead dijalankan dengan memperbanyak virtual machine tanpa aplikasi. Linearitas pada virtualisasi server dapat diartikan sama dengan overhead, akan tetapi dalam pengujian linearitas, virtual machine yang ditambahkan diberikan aplikasi yang sama.
IMPLEMENTASI SISTEM
Memeriksa fitur Virtualisasi Pada Processor
Processor yang mendukung virtualisasi dapat diperiksa melalui bios mainboard atau diperiksa secara online melalui website pabrikan processor tersebut, dengan melihat apakah seri processor yang digunakan termasuk dalam daftar yang mendukung virtualisasi. Cara yang lain bisa dengan mengetikkan beberapa perintah di console linux :
egrep ‘(vmx|svm)’ /proc/cpuinfo
Apabila hasilnya ada kata vmx jika menggunakan processor Intel-VT atau svm jika menggunakan processor AMD-V, berarti processor yang digunakan telah mendukung dan dilengkapi teknologi virtualisasi secara hardware.
Proxmox Virtual Environment
Pada skenario penelitian ini digunakan Proxmox VE versi 1.8 yang dapat diunduh pada website resmi Proxmox Virtual Environment di alamat http://www.proxmox.com/products/proxmoxve. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait Proxmox:
1.      Proxmox disediakan hanya untuk mesin 64 bit, sehingga tidak bisa digunakan untuk mesin 32 bit.

7
2. Pada saat instalasi, Proxmox diinstalasikan langsung dari CD dan akan menghapus seluruh isi harddisk.

8

9
10


2. Pada perbandingan analisa hasil pengukuran overhead, nilai overhead relatif stabil pada setiap tipe virtualisasi meskipun jika dilihat hasil observasi secara terperinci, terdapat fluktuasi pada beberapa titik ketika menjalankan virtual machine.
3. Grafik overhead pada setiap penambahan virtual machine cenderung bersifat linier dengan sedikit peningkatan.
11
4. Grafik linearitas pada setiap pertambahan virtual machine, nilai linearitas relatif naik pada setiap tipe virtualisasi akan tetapi kenaikan secara signifikan hanya terjadi pada tipe virtualisasi vmware dan openstack ketika mulai diaktifkan ftp server yang kedua dan dikirimkan file sebesar 706.803.376 B pada masing-masing ftp server.
5. Pada tipe virtualisasi proxmox ve kenaikan waktu transfer terjadi secara konstan. Jika dibandingkan dengan native server, nilai linearitas pada semua tipe virtualisasi lebih tinggi daripada native server. Hal ini membuktikan bahwa penambahan virtual machine yang diberikan suatu aplikasi dan dijalankan bersama-sama dengan aplikasi yang sama, akan menyebabkan penurunan kinerja secara keseluruhan pada masing-masing tipe virtualisasi server.
6. Utilitas CPU atau penggunaan CPU pada semua tipe virtualisasi ketika dilakukan pengukuran overhead, terlihat lebih hemat dengan nilai lebih rendah daripada utilitas CPU pada native server sebesar 47 %,
7. Utilitas CPU atau penggunaan CPU pada semua tipe virtualisasi ketika dilakukan pengukuran linearitas, terlihat lebih hemat dengan nilai lebih rendah daripada utilitas CPU pada native server sebesar 47 %, akan tetapi ketika mulai diaktifkan sebanyak 8 ftp server, utilitas CPU tipe virtualisasi vmware meningkat melebihi utilitas CPU pada native server, sedangkan pada tipe virtulisasi proxmox dan openstack ketika mulai diaktifkan sebanyak 10 ftp server, tercatat hampir sama dengan native server yang berkisar pada kisaran 47 %. Hal ini membuktikan bahwa seiring dengan penambahan virtual machine yang diberikan aplikasi dan dijalankan secara bersamaan akan menyebabkan semakin besar utilitas CPU yang digunakan pada masing-masing tipe virtualisasi.
8. Hasil analisa dari pengukuran tersebut membuktikan bahwa virtualisasi server menggunakan Proxmox Virtual Environment nilai overhead dan linearitas lebih rendah jika dibandingkan virtualisasi server VMware ESXi dan OpenStack, hal ini karena pada Proxmox Virtual Environment menggunakan virtual machine dengan OpenVZ atau container-based virtualization, sedangkan VMware dan openstack menggunakan virtual machine KVM (Kernel-based Virtual Machine) yang dapat menjalankan sistem operasi apapun termasuk Windows.
12
SARAN
Saran yang dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut antara lain sebagai berikut:
1. Kekurangan dari virtualisasi server adalah mengumpulnya semua service pada 1 mesin, sehingga apabila secara fisik mesin tersebut rusak atau error maka akan semua sistem yang berjalan diatasnya akan fail. Hal ini dapat diatasi dengan membuat mekanisme redundant
server atau fail over server sebagai cadangan.
2. Teknologi virtualisasi dapat lebih dioptimalkan pada organisasi atau perusahaan yang mempunyai anggaran biaya sedikit, dalam pengembangan jaringan server.
3. Jika menggunakan dan menjalankan lebih banyak service pada virtual machine, semakin banyak inti prosesor yang digunakan akan lebih baik dalam kestabilan virtualisasi server secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2008. Archive for the ‘virtualization’Category.http://achmad.glclearningcenter.com/c
ategory/teknologi/virtualization/ (diakses tanggal 22 Oktober 2012).
Benjamin, Q., Vincent, N., Franck, C. 2006. Scalability Comparison of Four Host
Virtualization Tools. Chen, H., Chen, R., Zhang, F., Zang, B., dan Yew, P. 2006. Live Updating OperatingSystems Using Virtualization.
Prosiding 2nd international Conference (VEE’06). Ottawa D.H. Brown Associates, Inc. 2001. VMware: Tool for Server Consolidation.
http://www.vmware.com/pdf/vmwaredhbrown. pdf (diakses pada tanggal 12 November 2011).
Fauzi, H. 2008. Perbandingan Kinerja Server Melalui Virtualization Xen Pada
Lingkungan Terbatas. Universitas Indonesia. MTI UI. Depok
Garnieri, H, M. 2010. Desain dan Implementasi Virtualisasi Server di PT Thiess Contractors Indonesia.
Yogyakarta Leung, F., Neiger, G., Rodgers, D., Santoni, A., dan Uhlig, R. 2006, Intel
Virtualization Technology: Hardware Support for Efficient Process.
http://www.intel.com/technology/itj/200 6/v10i3/ (diakses tanggal 10 Desember 2011).
Lutfie. 2008. Virtualization The Series. http://wssid.org/blogs/lutfie/archive/tags/Virtu alization/default.aspx. (diakses tanggal 15 Oktober 2011).
13
Muli, B., Michael, F., Eran, R., Avishay, T. 2009. Adding Advanced Storage
Controller Functionality via Low- Overhead Virtualization.
Nggilu, F. 2012. Analisis Overhead Sebagai Salah Satu Faktor Skalabilitas Private Cloud Computing Untuk Layanan IAAS. Purbo, O, W. 2011. Proxmox.
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Proxmox. (diakses tanggal 24 September 2011).
Rasian, Rio., Mursanto, Petrus. 2009. Perbandingan Kinerja Pendekatan Virtualisasi. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI Vol 5, No 2. Depok
Sugianto, Masim. 2010. Panduan Virtualisasi & Linux High Availability Server. Bekasi
14

Kamis, 09 Januari 2014

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI


TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA


PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI, SISTEM PENDINGIN AIR DAN
TRANSMISI OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR MATIC INJEKSI”
Kolaborasi Antar muka Otomotif Multimedia-(Automotive Multimedia Interface Colaboration - AMI-C)
 

            Nama & NPM             :  Latifah | 13110973
                                       Novika Ari Pahlawati | 15110080
                                       Restu Anjani | 15110772
            Fakultas                       :  Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
            Jurusan                        :  SistemInformasi
            Kelas                           :  4KA11

Depok
2014

ABSTRAK

Penelitian  kolaboratif  ini merupakan  penelitian  pengembangan  media pembelajaran,  yang  bertujuan  untuk  mengetahui  proses  pembuatan,  tingkat validitas,  dan  kelayakan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendingin  air  dan  transmisi otomatis  pada  sepeda  motor  matic  injeksi dengan menggunakan softwareAdobe flash. Penelitian  ini termasuk  jenis penelitian Research  and Development  (R & D). prosedur yang dilakukan terdiri dari: a) Analisis kebutuhan, b) Pengembangan produk  media  pembelajaran,  c)  Uji  validasi oleh  ahli  materi dan  ahli  media,  d) Revisi,  e)  Uji coba  oleh  mahasiswa  selaku  pengguna,  e)  Revisi,  f)  Hasil akhir pembuatan media pembelajaran. Hasil yang didapatkan yaitu: 1) Proses pengembangan media pembelajaran Proses  pembuatan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi  dengan menggunakan  software Adobe dilakukan melalui tahapan  identifikasi kompetensisesuai  dengan  media  yang  akan  dikembangkan,  pembuatan  rancangan  materi, pengumpulan  bahan-bahan,  pembuatan  media  dengan  adobe  flash,  validasi  dariahli materi, ahli media, dan mahasiswa selaku pengguna, 2) Media pembelajaran yang dibuat memiliki tingkat kesesuaian dengan silabus sebesar 2.67 (sesuai) dan aspek belajar mandiri 4.0 (sangat bisa dipergunakan untuk belajar secara mandirioleh  mahasiswa),  dan  3)  Media  pembelajaran  yang  dikembangkan  memilikipenilaian  kelayakan  dengan  skor  2.71  (layak)  oleh  ahli media  dan  2.65  (layak) oleh mahasiswa selaku pengguna media pembelajaran. 

Kata kunci: media pembelajaran, sistem bahan bakar injeksi, sistem pendingin air, transmisi otomatis, 









  

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah  satu  tujuan  nasional bangsa  Indonesia  adalah  di  dalam pembukaan  undang  undang  dasar  negara  Republik  Bangsa  Indonesia  adalah untuk  mencerdaskan  kehidupan  bangsa.  Pencapaian  tujuan  nasional  untuk mencerdaskan  kehidupan  bangsa  dilakukan  melalui  pendidikan.  Pendidikan melibatkan  kegiatan belajar dan proses pembelajaran. Proses kegiatan belajar mengajar        merupakan       hal       yang    harus  sangat diperhatikan         dalam penyelenggaraan  pendidikan  disuatu  instansi pendidikan  pada  jenjang pendidikan dasar ( SD ) sampai diperan tinggi ( PT ). Jurusan  Pendidikan  Teknik  Otomotif  Fakultas  Teknik  Universitas Negeri  Yogyakarta  mulai  Tahun  Akademik  2009/2010  mulai  menerapkan  kurikulum baru (Kurikulum 2009) yang diberlakukan bagi seluruh mahasiswa baru jurusan Pendidikan Teknik Otomotif baik dari program studi D3 Teknik Otomotif maupun S1 Pendidikan Teknik Otomotif. Pada  Kurikulum  yang  berlaku  di  Fakultas  Teknik  Universitas  NegeriYogyakarta  (FT UNY)  terdapat matakuliah  Teknologi  Sepeda Motor dengan Kode  OTO  225  yang  wajib  ditempuh  oleh  semua  mahasiswa  jurusan Pendidikan  Teknik  Otomotif  pada  semester  genap  tahun  pertama.  Materi pembelajaran  yang  terdapat  matakuliah  tersebut  sebagian  besar  merupakan materi-materi  lanjutan  atau  pendalaman  dari  materi-materi  yang  pernah dipelajari  di         Aemester  sebelumnya  (semester  ganijl)    yaitu  dengan pertimbangan  pemilihannya  pada  materi-materi  pembelajaran  yang  sangat dibutuhkan dan terpakai dalam matakuliah-matakuliah lainnya pada semester-semester  selanjutnya,  baik  matakuliah  keahlian  dasar  umum,  matakuliah keahlian    umum  maupun  matakuliah  keahlian  khusus  di  jurusan  Pendidikan Teknik Otomotif. Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor pada  materi sistem bahan bakar injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor


 dengan  Programmable  Fuel Injection  (PGM-FI)    merupakan  salah  satu matakuliah dari Bidang Teknik Otomotif yang ditempuh pada semester genap di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Materi ini mengandung karakteristik pesan  yang  cukup  abstrak  sehingga  memerlukan  media  pembelajaran  yang menarik  bagi mahasiswa.  Sementara  ini,  proses  belajar  mengajar  matakuliah teknologi sepeda motor injeksi sub bidang sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis dilakukan dengan keterbatasan sumber belajar,  yang  semestinya  bisa  digunakan  untuk  membantu  mahasiswa  dalam mempelajari  materi  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan transmisi otomatis. Dengan kata lain, media pembelajaran yang memuat bahan pembelajaran  ini masih langka  karena hanya menggunakan buku teks (media cetak). Oleh karena itu pola pembelajarannya masih konservatif,  yakni dosen dan mahasiswa berpegang pada buku teks untuk membahas materi kuliah. Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat penting adalah metode dan media pendidikan, kedua aspek ini saling berkaitan. Media pendidikan merupakan  suatu sarana  komunikasi pembawa pesan dari sumber pesan  kepada  penerima  pesan  untuk  menunjang  proses  pembelajaran.  Media pendidikan membuat proses belajar mengajar akan lebih menarik mahasiswa, materi  pembelajaran  akan  lebih  jelas  maknanya,  sehingga  lebih  dapatdipahami  oleh  mahasiswa  dan  memungkinkan  mahasiswa  menguasai  tujuan mengajar dengan lebih baik. Ciri media  yang  baik  adalah  menarik  dan  mudah  dipahami.  Menarik diartikan  bahwa  media  tersebut dapat mengoptimalkan  perhatian  mahasiswa dalam  mengikuti  kegiatan  belajar  mengajar.  Mudah  dipahami  yaitu  media tersebut  menerangkan  dengan  cermat,  jelas  dan  runtut sehingga  mahasiswa tidak mengalami kebingungan dalam menyerap informasi yang disampaikan. Media  pendidikan  juga  akan  membuat metode  mendidik  akan  lebih bervariasi, tidak semata mata  komunikasi  verbal  melalui penuturan kata  kataoleh  pendidik,  sehingga  mahasiswa  tidak  akan  bosan  dan  pendidik  tidak kehabisan tenaga. Mahasiswa akan  lebih banyak  melakukan  kegiatan belajar,






sebab  tidak  hanya  mendengarkan  uraian  pendidik,  tetapi  juga  aktifitas  lain, seperti mengamati melakukan dan mendemontrasikan. Pembelajaran  dengan  menggunakan  metode  konvensional  tersebutmemiliki  beberapa  kekurangan,  antara  lain:  1)  pembelajaran  tidak  diawalidengan  upaya  memberikan  daya  tarik  belajar  sehingga  semangat mahasiswa rendah; 2) pembelajaran tidak diawali dengan penginformasian tujuan khusus, sehingga  mahasiswa  tidak  mengetahui  tujuan  yang  akan  dicapai setelah mengikuti  pembelajaran,  3)  pembelajaran  tidak  dilengkapi  dengan  test sehingga  menyebabkan  mahasiswa  mengalami kesulitan  belajar  dalam mempelajari  materi  berikutnya,  4)  pembelajaran  tidak  dilengkapi  dengan umpan  balik  terhadap  jawaban  soal-soal sehingga  mempersulit mahasiswa karena tidak mengetahui mana jawabannya yang benar atau salah. Salah  satu  jenis  media  pembelajaran  yang  dapat digunakan  sebagaimedia  pembelajaran  adalah  media  berbasis  komputer,  media  berbasis komputer  mampu  menampilkan  gambar  gerak  atau  animasi  animasi(macromedia  flash,  video  pembelajaran  ).  Penggunaan  media  berbasis komputer  sebagai  media  pembelajaran  akan  lebih  membuat suasana pembelajaran  lebih  menarik  dibanding  hanya  dengan  metode  ceramah  yang hanya  monoton.  Kenyataan  dilapangan  menunjukan  bahwa  belum  banyak memanfaatkan media pembelajaran berbasis komputer khususnya media yang mampu  menampilkan  gambar  gerak  atau  animasi animasi  dengan  maksimaluntuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Dalam    proses  pembelajaran  perlu  ditumbuhkan  rasa  senang  dan gembira pada diri siswa. Apabila mahasiswa telah merasa senang dan gembira dalam belajar maka dengan sendirinya akan tumbuh minat belajar mahasiswa terhadap  mata  pelajaran  tersebut.  Akibatnya  adanya  minat inilah  yang  akan menimbulkan  sikap  positif  dan  berpengaruh  terhadap  daya  serap  mahasiswa pada pelajarn tersebut sehingga diharapkan mahasiswa dapat mudah mengertidan paham akan materi pelajaran yang disampaikan. Untuk  mengatasi  hal  permasalahan  pada  pembelajaran  modul konvensional,  maka  diperlukan  suatu  rekayasa  teknologi  dengan  merancang



suatu media pembelajaran  yang memiliki fungsi dan manfaat yang  lebih daripada  modul  konvensional.  Pilihan  media  yang  tepat dan  dapat  memenuhikebutuhan  adalah  media  pembelajaran  berbasis  komputer.  Dengan  demikian untuk  menyikapi  masalah  tersebut  diatas  yaitu  dengan    adanya  suatu  media pembelajaran  yang  mudah  dimengerti dan  dipahami  oleh  mahasiswa  yaitu media pembelajaran interaktif sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air  dan  transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi menggunakan software Macromedia Flash.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  diatas  maka  dapat di  identifikasibeberapa masalah sebagai berikut :
1.  Penggunaan  media  pembelajaran  yang  kurang  tepat karena  hanya mengandalkan  media  sederhana  seperti  papan  tulis,  buku  paket atau  dari foto copy yang diberikan oleh dosen.
2.Proses  kegiatan  belajar  mengajar  masih  sederhana  dengan  didominasikegiatan seperti mencatat di papan tulis dan ceramah.
3.Banyak  hal yang  mengakibatkan  minat belajar  mahasiswa  kurang  yaknibisa  berasal  dari  diri  mahasiswa  sendiri  ataupun  dari  luar  pribadi mahasiswa itu sendiri.
4.Salah  satu  jenis  media  pembelajaran  yang  sedang  berkembangan  saat iniadalah berbasis komputer, media berbasis komputer mampu menampilkan gambar  gerak  atau  animasi  animasi  (macromedia  flash,  video pembelajaran ).

1.3. Identifikasi Masalah
Penelitian mengenai minat belajar mencakup berbagai aspek  yang  luas dan  mendalam  karena  dipengaruhi  oleh  banyak  hal  seperti  yang  telah diuraikan  pada  latar  belakang  .  Sebagai  upaya  memperoleh  gambaran  yang jelas  dan  menghindari  penafsiran  yang  menyimpang  tentang  masalah  dalam penelitian,  maka  diadakan  pembatasan  masalah  dalam  penelitian  ini,  maka diadakan pembatasan masalah

  

Dilihat dari identifikasi  masalah,  terdapat  banyak  faktor  yang  akan berpengaruh  terhadap  minat  belajar.  Didasarkan  atas  berbagai  pertimbangan dan peneliti yang berupa keterbatasan kemampuan baik secara materi maupun pengetahuan  yang  dimiliki,  maka  dalam  penelitian  ini  akan  dibatasi  pada Pengembangan  Media  Pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendinginan  air  dan  transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksimenggunakan software Macromedia Flash.

1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan  rumusan  masalah  diatas  maka  tujuan  dari  penelitian pengembangan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi yang ada di bengkel sepeda motor Jurdiknik Otomotif FT UNY adalah :
1.Untuk  mengetahui  proses  pembuatan  media  pembelajaran  sistem  bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan software Adobe. 
2.Untuk  mengetahui  tingkat validitas  media  pembelajaran  sistem  bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan software Adobe flah.
3.Untuk  mengetahui  kelayakan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan software Adobe flash.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Deskripsi Teori
1.Pembelajaran
Pembelajaran  dalam  kamus  besar  Bahasa  Indonesia  (1995:  105) adalah  proses  atau  cara  menjadikan  orang  hidup  belajar.  Di  samping  itu pembelajaran merupakan  identitas aktifitas belajar mengajar  yang diawalidengan perencanaan, dan diakhiri dengan evaluasi untuk mencapai tujuan yang  telah  ditetapkan.  Sedangkan  pengertian  pembelajaran  menurutDimyati  dan  Mudjiono  (1994:284),  adalah  kegiatan  dosen  secara terprogram dalam desain instruksional, yang meliputi materi, alat, metode, dan  sebagainya  untuk  membuat mahasiswa  aktif  dalam  mencapai  tujuan peningkatan belajar. Pembelajaran  merupakan  suatu proses  yang  terdiri  dari  kombinasidua  aspek  yaitu  belajar  tertuju  kepda  apa  yang  harus  dilakukan  oleh mahasiswa,  mengajar  berorientasi pada  apa  yang  harus  dilakukan  oleh dosen  sebagai  pemberi pelajaran.  Kedua  aspek  ini akan  berkolaborasisecara terpadu menjadi suatu kegiatan pad saat trjadi interaksi antara dosen dengan  mahasiswa, serta  antar  mahasiswa  dengan  mahasiswa  disaat pembelajaran  sedang  berlangsung.  Dengan  kata  lain  pemebelajaran  pada hakikatnya  merupakan  proses  komunikasi  anatar  mahasiswa  dengan pendididk  serta  antara  mahasiswa  dalam  rangka  perubahan  sikap (Suherman 1992). Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan mahasiswa  untuk  mempelajari  sesuatu  yang  bermanfaat seperti  fakta, kertampilan,  nilai,  konsep,  dan    bagaimana  hidup  serais  dengan  sesama, atau suatau hasil belajar yang diinginkan. Proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari dosen kepada mahasiswa,  melainkan  suatu  proses  kegiatan,  yaitu  terjadi  interaksi antar dosen  denagn  mahasiswa  serta  antara  mahasiswa  dengan  mahasiswa. Pembelajaran  hendaknya  tidak  menganut
paradigma transfer  of knowledge, yang mengandung makna bahwa mahasiswa merupakan objek dari  belajar.  Tapi  upaya  untuk  membelajarkan  mahasiswa.  Ditandaidengan  memilih  kegiatan,  menetapkan,  mengembangkan  metode  untuk mencapai  hasil pembelajarn  yang  diinginkan.  Pemilihan  ,  penetapan,  dan pengembangan metode ini didasrkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Dalam  hal  ini  istilah  pembelajaran    memiliki hakekat perencanaan  atau perancanagan sebagi upaya membelajarkan mahasiswa.

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1. Model Pengembangan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dikenalResearch  and Development  (R  &  D).  Metode  penelitian  Research  and Development adalah metode  penelitian  yang  digunakan  untuk  mengashilkan produk  tertentu  dan  menguji  keefektifan  produk  tersebut (Sugiyono  2008).
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk  yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, modelkonseptual dan model teoritik. 
Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkkan langkah-langkah  yang  harus  diikuti  untuk  menghasilkan  produk.  Modelkonseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen  produk,  menganalisis  komponen  secara  rinci  dan  menunjukkan hubungan antar  komponen  yang dikembangkan.  Model teoritik adalah model
yang menggambarkan kerangka berfikir yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
Dalam  penelitian  pengembangan  ini digunakan  model  prosedural karena dianggap cocok dengan tujuan pengembangan yang ingin dicapai yaitu untuk  menghasilkan  suatu  produk  dan  menguji  kelayakan  produk  yang dihasilkan  dimana  untuk  mencapai tujuan  tersebut harus  melalui langkah-langkah tertentu yang harus diikuti untuk menghasilkan produk tersebut. Pada
penelitian  pengembangan  ini  akan  berfokus  produk,  media  pembelajaran sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan  transmisi  otomatis dengan  Macromedia  Flash.  Sebagai landasan  pengembangan  media pembelajaran sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisiotomatis dengan Macromedia Flash menggunakan model pengembangan Borg
dan  Gall  (1983)  yang  menyarankan  penggunaan  prosedur  penelitian pengembangan  terdiri atas  sepuluh  langkah  yaitu,  (a)  penelitian  dan pengumpulan informasi, (b) perencanaan, (c) pengembangan produk awal (d) Uji  coba  lapangan  tahap  awal  (kelompok  kecil)  ,  (e)  revisi,  (f)  uji  coba
lapangan  kelompok  besar , (g)  revisi,  (h)  uji  coba lapangan  kelompok besar, (i) revisi produk akhir, dan (j) desimenasi atau implementasi.





3.2. Prosedur Pengembangan
Prosedur  penelitian  pengembangan  akan  memaparkan  prosedur  yang ditempuh dalam membuat produk. Dalam pengembangan media pembelajaran ini  produk  yang  akan  dihasilkan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis berbasis komputer pada mata  kuliah  praktik  teknologi  sepeda  motor  di  Jurusan  Pendidikan  Teknik Otomotif FT UNY.
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan  ini  adalah  modifikasi  dari  prosedur  pengembangan  yang oleh  Borg  dan  Gall.  Pada  pengembangan  media  pembelajaran ini  prosedur  yang  dilakukan  terdiri  dari:  a)  Analisis  kebutuhan,  b) Pengembangan  produk  media  pembelajaran,  c)  Uji  validasi  oleh  ahli  materidan  ahli  media,  d)  Revisi, 
e)  Uji  coba  oleh  mahasiswa  selaku  pengguna,  e) Revisi, f) Hasil akhir pembuatan media pembelajaran.
3.3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek yang dipilih untuk melakukan uji validasiproduk  adalah  ahli
 materi  dipilih  1  orang  dari dosen  Program  Studi Pendidikan Teknik  Otomotif  UNY dan ahli media dipilih  1  orang dari dosen Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif UNY. Subyek penelitian untuk uji
coba kelompok kecil adalah 30 mahasiswa kelas mata kuliah teknologi sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pada  penelitian  ini  teknik  pengumpulan  data  menggunakan  instrumen berupa angket untuk mengumpulkan data baik dari ahli materi, ahli media, dan mahasiswa. 
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Teknik  analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik  deskriptif.  Statistik  deskriptif  adalah  statistik  yang  digunakan  untuk menganalisa  data  dengan  cara  mendeskripsikan  atau  menggambarkan  data yang  telah  terkumpul sebagaimana  adanya  tanpa  bermaksud  membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010 : 29). 
Untuk  menentukan  kategori  kelayakan  dari  video  pembelajaran  ini,
dipakai skala pengukuran skala likert. Dengan  skala pengukuran  skala likert, data  yang  diperoleh  berupa  angka  yang  kemudian  ditafsirkan  dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2008 : 141).


Untuk  menentukan  kategori  kelayakan  dari  media  pembelajaran  ini,
dipakai skala pengukuran skala likert. Dengan  skala pengukuran  skala likert, data  yang  diperoleh  berupa  angka  yang  kemudian  ditafsirkan  dalam pengertian  kualitatif
(Sugiyono,  2009:  141).
            Data  mengenai  pendapat atau tanggapan ahli materi, ahli media, dan mahasiswa yang dikumpulkan melaluikuesioner/angket dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil angket dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:
Angka 4 = sangat setuju/sangat layak
Angka 3 = setuju/layak
Angka 2 = tidak setuju/tidak layak
Angka 1 = sangat tidak setuju/sangat tidak layak
Untuk skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai pada skala 4 (Suharso, 2006: 52-53)

Tabel 1. Konversi Skor ke nilai pada skala 4

Interval Skor
Kategori
1 – 1,75
Sangat tidaklayak
1,76 – 2,51
Tidak Layak
2,52 – 3,27
Layak
3,28 – 4,03
Sangat layak
Sedangkan  untuk  mendapatkan  skor  rata-rata  penilaian  terhadap  media pembelajaran  berbasis  komputer  hasil  pengembangan  menggunakan  rumus sebagai berikut:

Mn =S_x
                                     n
Keterangan :
        Mn : rerata
  : Jumlah skor
        N   : jumlah responden
Dengan  demikian,  skor  tiap  butir  tanggapan  yang  diperoleh  dapat dikonversikan  menjadi  nilai  untuk  mengetahui kategori  setiap  butir tanggapan/rata-rata  secara  keseluruhan  terhadap  media  pembelajaran berbasis komputer hasil pengembangan.


Dengan  berpedoman  pada  Tabel  7,  akan  lebih  mudah  untuk memberikan  suatu  kriteria  nilai  bahwa  media  pembelajaran  berbasis komputer  hasil  pengembangan  sudah  layak  atau  belum  digunakan  dalam kegiatan pembelajaran baik dari aspek pembelajaran, aspek materi maupun aspek media.







  
3.6. Deskripsi Data 



1.   Proses  pengembangan  media  pembelajaran  interaktif  sistem  bahan  bakar
injeksi,  sistem  pendinginan  air,  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor
matic injeksi
Proses  pengembangan  media  pembelajaran  interaktif  sistem  bahan
bakar injeksi, sistem pendingin air, dan transmisi otomatis pada sepeda motor
matic injeksi dilakukan secara kolaboratif antara 3 dosen peneliti dan 3 orang
mahasiswa  S1  Pendidikan  Teknik  otomotif.  Mahasiswa  yang  dipilih adalah mahasiswa  angkatan  2010  yang  sudah  mengambil  mata  kuliah  skripsi  dan termasuk  mahasiswa  yang  menerima  beasiswa  bidik  misi.  Setiap  mahasiswa diminta  untuk  mengembangkan  1  media  pembelajaran  sesuai  dengan  judul penelitian  kolaborasi.  Sampai  dengan  laporan  ini ditulis,  mahasiswa  yang menjadi anggota  tim  penelitian  kolaborasi  sudah  mendapatkan  persetujuan
judul  skripsi,  menyusun  proposal  skripsi,  dan  melakukan  pembuatan  media pembelajaran interaktif.
Pengembangan  media  interaktif  menggunakan  software  adobe  flash
CS  3  dan  CS  4.  Pengembangan  media  dilakukan  mulai  dari  identifikasi
kompetensi sesuai  dengan  media  yang  akan  dikembangkan,  pembuatan
rancangan  materi,  pengumpulan  bahan-bahan,  pembuatan  media  dengan
adobe  flash,  validasi  dari ahli materi,  ahli  media,  dan  mahasiswa  selaku
pengguna.  Dosen  pembimbing  selalu  aktif  dalam  melakukan  monitoring,
supervisi,  dan  evaluasi  terhadap  media  yang  dikembangkan  oleh  mahasiswa. Proses  pembuatan  media  interaktif  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendinginan  air,  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor  matic  injeksi membutuhkan waktu 1 bulan.
a.   Faktor-faktor  pendukung  yang  memberikan  kemudahan  dalam  proses
pembuatan media pembelajaran interaktif ini yaitu:
1)  Dosen pembimbing aktif dalam memberikan bimbingan
2)  Adanya tutor  sebaya  yang membantu dalam mempelajari penggunaan
software adobe flash

3)  Kemudahan dalam mengakses materi yang dibutuhkan
4)  Kemudahan dalam mendapatkan software adobe flash
b.   Faktor-faktor  penghambat  yang  memberikan  kemudahan  dalam  proses
pembuatan media pembelajaran interaktif ini yaitu:
1)  Kesulitan dalam mendapatkan materi yang relatif baru.
2)  Terdapat materi berupa video dan animasi yang harus membuat sendiri
sejak awal.
2.   Hasil  pengembangan  media  pembelajaran  interaktif  sistem  bahan  bakar
injeksi,  sistem  pendinginan  air,  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor matic injeksi.
Hasil  pengembangan  media  pembelajaran  berupa  materi  pembelajaran
interaktif  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air,  dan  transmisi otomatis  pada  sepeda  motor  matic  injeksi  dalam  bentuk  CD  pembelajaran. Media yang dikembangkan dapat dipergunakan disemua komputer atau laptop tanpa  harus  menginstall sofware  adobe  flash  terlebih  dahulu.  Setiap  media pembelajaran  yang  dikembangkan  memuat daftar  kompetensi,  materi pembelajaran, dan evaluasi yang sesuai dengan materi.
3.   Penilaian Ahli materi, Ahli media, dan Mahasiswa.
a.   Penilaian Ahli Materi
Skor  penilaian  dari  ahli  materi  tentang  media  pembelajaran  yang  dibuat
adalah  sebagai  berikut.  Skor  untuk  penilaian  aspek  relevansi  materi
dengan silabus 2.67 menunjukkan bahwa materi yang dibuat sesuai dengan
silabus tentang materi yang dikembangkan. Skor aspek belajar mandiri 4.0
menunjukkan  bahwa  media  yang  dikembangkan  dapat dipergunakan
secara  mandiri oleh  mahasiswa  sebagai  bahan  penunjang  untuk  belajar.
Bahan  penunjang  untuk  belajar  berarti mahasiswa  dapat belajar  tentang
materi  yang  ada  dalam  media  pembelajaran  sekaligus  menguji
kemampuannya dengan mengerjakan soal-soal dalam evaluasi.





b.   Penilaian Ahli Media
Skor  penilaian  dari  ahli  media  tentang  media  pembelajaran  yang  dibuat
adalah  sebai  berikut.  Rata-rata  skor  skor  untuk  aspek  intepretasi  visual
adalah  2.75  (layak),  desain  visual  2.6  (layak),  aspek  grafis  2.63  (layak),
aspek prosedur 2.85 (layak).  Rata-rata total skor penilaian dari ahli media
yaitu 2.71 (layak). Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran  yang
dibuat layak  dipergunakan  untuk  membantu  penyampaian  materi dalam
proses pembelajaran
c.   Penilaian Mahasiswa
Skor  penilaian  dari  mahasiswa  selaku  object penggunaan  media
pembelajaran  adalah  sebai  berikut.  Rata-rata  skor  skor  untuk  aspek
intepretasi  visual  adalah  3.02  (layak),  desain  visual  2.55  (layak),  aspek
grafis  2.61  (layak),  aspek  prosedur  2.61  (layak).    Rata-rata  total  skor
penilaian dari mahasiswa  yaitu 2.65 (layak). Hal  ini menunjukkan bahwa
media  pembelajaran  yang  dibuat layak  dipergunakan  untuk  membantu
penyampaian materi dalam proses pembelajaran.

















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN



4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengembangan media pembelajaran sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis sepeda motor matic injeksipada  mata  kuliah  praktik  teknologi  sepeda  motor  di  Jurusan  Pendidikan  Teknik Otomotif FT UNY ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Proses  pembuatan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi, sistem pendinginan  air  dan  transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi
dengan menggunakan software  Adobe  dilakukan  melalui tahapan  identifikasi
kompetensi sesuai  dengan  media  yang  akan  dikembangkan,  pembuatan
rancangan  materi,  pengumpulan  bahan-bahan,  pembuatan  media  dengan
adobe  flash,  validasi dari  ahli  materi,  ahli  media,  dan  mahasiswa  selaku
pengguna.
2.   Media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan
transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi  dengan  menggunakan
software Adobe flash memiliki tingkat kesesuaian dengan silabus sebesar 2.67
(sesuai) dan aspek belajar mandiri 4.0 (sangat bisa dipergunakan untuk belajar
secara mandiri oleh mahasiswa).
3.   Media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan
transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi  dengan  menggunakan
software Adobe flash  memiliki penilaian  yang dengan skor 2.71 (layak) oleh
ahli media  dan  2.65  (layak)  oleh  mahasiswa  selaku  pengguna  media
pembelajaran. 


4.2.  Saran
1.   Media yang dikembangkan dapat dioptimalkan untuk proses pembelajaran mata kuliah Teknik Sepeda Motor di Jurusan
PT. Otomotif FT UNY.
2.   Bimbingan  yang  dilakukan  terhadap  mahasiswa  dapat terus  dilakukan secara intensif walaupun waktu untuk penelitian kolaborasi telah berakhirsupaya  tujuan  penelitian  kolaborasi  untuk  membantu  mempercepatpenyelesaian tugas akhir skripsi mahasiswa dapat tercapai.












































DAFTAR PUSTAKA


Amien Nugroho. (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 
Azhar, Arsyad. (2002). MediaPembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
Anita  Lie  (2005).  Mempraktikan  Cooperative  Learning  di  Ruang-Ruang  Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Ariesto  Hadi Sutopo  (2003).  Multimedia  Interaktif  Dengan  Flash.  Yogyakarta:Graha Ilmu
Anonim. (1989). Workshop Manual Daihatsu F300 (EFI System). Daihatsu Motor CO., LTD. 
Anonim. (1988). Pedoman Reparasi Mesin 3S-FE Jakarta: Toyota FE. Astra
Motor. 
Anonim. (1994). Training Manual EFI (Electronic Fuel Injection) Step 2, Vol 5.
Jakarta: Toyota Astra Motor. 
Anonim. (1995). Toyota Training Manual Step 1. Jakarta : Toyota Astra Motor. 
Anonim. (2000). Pedoman Reparasi Mesin 5A-FE Soluna. Jakarta: Toyota Astra Motor. 
Anonim. (2002). Sistem Injeksi Bensin Elektronis dan Manajemen Mesin. Jakarta: PT. TTA Indonesia. 
Anonim. (2003). Pedoman Proyek Akhir. Yogyakarta: Tim penyusun pedoman Proyek Akhir Universitas Negeri Yogyakarta. 
Howstuffinmycarworks. (2007). Fuel injection system.
www.howstuffinmycarworks.com/Fuel_injection_system. 
Moch. Solikin. (2005). Sistem Injeksi Bahan Bakar Motor Bensin (EFI system).
Yogyakarta: Kampong Ilmu. 











Otomotif-online.com. (2008). Sistem Injeksi Elektronik. 
Phillips.R.  1997.  The  Developer’s  handbook  to  Interactive  Multimedia.aUSA :Stirling
Richard  A.  Schwier,  Earl R.  Misanchuk.(1993). Interactive  Multimedia 
Instruction. New Jersey : Education Technology Publication,Inc. 
Robert E.  Slavin  (2008).    Cooperative  Learning  Teori,  Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sardiman A.M (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sanjaya,  Wina.  (2006). Strategi Pembelajaran  Berorientasi Standar  Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sadiman,  Arif.S.  (2007).  Media  Pendidikan,  Pengertian,  Pengembangan,adan Pemanfaatannya. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Suwarsih  Madya.  (2006).  Teori dan  praktek  Penelitian  Tindakan  Kelas  (Action
Research). Bandung: Alfabeta.
Suyanto, M. (2005). Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: ANDI
Soenarto,  S.  (2005).  Pembahasan  hasil penelitian:  pengembangan  multimedia
pembelajaran  interaktif  mata  kuliah  tata  hidang.  Jurnal  Inotek
volume 9, no 1, 2005.
Wina Sanjaya (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media


















;;

By :
Free Blog Templates